April 17, 2018

Terkadang Kita Lupa

Senja tadi, hujan membasahi sepanjang jalanan Yogyakarta khususnya daerah yang kini menjadi tempat tinggalku sementara, Kaliurang. kuamati perlahan di pinggir jalan seorang bapak tua berpakaian lusuh yang hanya memiliki satu kaki bersama tongkatnya mengorek-ngorek tong sampah, di fikiranku langsung terbesit pasti mencari makanan sisa atau barang bekas yang bisa ditukar dengan uang demi kelangsungan hidupnya.


Mungkin, di belahan bumi lain banyak hal serupa, atau bahkan lebih miris yang membuat hati ini tersayat jika mengeahuinya. Betapa banyak orang yang kesehariannya tak bisa tidur nyenyak di atas kasur empuk, jangankan kasur empuk, sekedar tempat tinggal untuk berteduh dari sengatan teriknya matahari dan dinginnya hujan pun tak tentu punya, betapa banyak manusia yang kesehariannya meminta belas kasihan dari orang-orang disekitarnya, demi sesuap nasi.

Ada banyak anak-anak yang kehilangan kesempatan emasnya untuk menuntut ilmu di bangku sekolah, mereka harus menanggung kerasnya kehidupan di umur yang masih dihitung belia, ada pula seorang anak yang menggendong adik bayinya, sudah harus dihadapkan dengan jalanan ramai dan mengamen disana, hilang sudah masa depan cerah mereka. Tidak hanya itu, bahkan saking hilangnya kesadaran orang tuanya, mereka terpaksa mengambil jalur yang salah, menjadi pencopet atau melakukan tindakan kekerasan di luar sana.

Betapa baiknya Allah menamparku, dengan memperlihatkan satu contoh seorang bapak tua di pinggir jalan dan bisa mengingatkanku bahwa di luar sana lebih banyak orang yang tidak mampu untuk sekedar mengisi perutnya yang kosong setiap harinya

Masihkah kita tidak bersyukur atas nikmat yang Allah beri kepada kita? untuk semua kecukupan rezeki yang ada, untuk segala karunia kesehatan sehingga Allah masih beri kita kesempatan untuk menimba ilmu hingga sejauh ini? masihkah kita mengeluh karena barang yang kita inginkan tak dapat terwujud? Masihkah kita menggerutu bahwa Allah itu tidak adil?

Terkadang kita lupa dengan itu, kita terlalu menuruti gemerlap dunia yang tidak ada habisnya. Kita terlalu ingin lebih dari yang orang lain punya, padahal Allah sudah tetapkan rezeki yang terbaik untuk kita, tinggal kita yang berusaha semaksimal mungkin dan bersyukur atas apa yang telah Allah beri.

Semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah yang kita tempuh, dan semoga kita selalu bersyukur padaNya 

Oiya, jangan lupa bahagia, jangan lupa ngaji, jangan lupa bersyukur!
Jangan lupa belajar, bentar lagi UTS muwehehe 
Belajar yang bener, agar kelak dapat mencerdaskan anak bangsa dan peduli pada rakyat kecil, bismillah

dalam kejombloan
Tom's Milk Yogyakarta, 17 April 2018

2 komentar:

  1. Suatu cara terbaik mengentaskan kemiskinan adalah buat diriumu sendiri tidak miskin

    Ku nitip link ya, kali aja mau blogwalking.

    https://rifalnurkholiq.blogspot.co.id/2018/04/mengapa-aing-suka-banget-jejepangan.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantap, terimakasih sudah berkunjung :)
      siap bang

      Delete

 
Copyright © . Daffa's Journal - Posts · Comments
Daffa Najati -Mahasiswi Ilmu Komunikasi ·