"Setiap hal yang punya rasa, selalu punya nyawa" -Ben, filosofi kopiga ngerti ye, gue nemu puisi ini di file laptop, ga ngerti juga gue nulisnya kapan. Intinya pas gue baca, kok gue bisa bisanya nulis kek begini sih hahahaha
Ku
tengok perpaduan kata
Sulaman
yang telah kita susun begitu indah
Sampai-sampai
tak sanggup tuk melepas
Semua
bingkai kenangan walau secercah
Dan
meski jiwa tengah jauh berkelana
Tak
mengapa, asal jangan ada kebencian antara kita
Lalu, kutengok
kembali lembaran usam
Kulihat ada
senyummu disana
Bodohnya aku,
baru menyadari sekarang
Padahal amat
kau beri pengertian
Lewat
aksara-aksara yang terucap
Lewat
pembukian-pembuktian perilaku
Kulanjutkan
lagi
Kosong. Tak
ada lagi
Aku menunduk
dalam harap
Padamu yang
selalu kuharapkan untuk kembali
Kembalilah
pada bagian rumpang kalimat kita
Agar aku tak
menerus berucap kata kerinduan
Dan penyesalan
yang teramat dalam itu lekas pudar
![]() |
bodoamat |
Kita ? Sebuah kata yang menjadi jarak antara kamu dan dia, disana ada aku, tepat disamping pelaminan kamu dan dia, ckckck
ReplyDeletesabi nih wkwkwk
Delete