March 8, 2019

Aku Telah Menerimamu

Hanya tatapan kosong yang membersamaiku kala itu, benar-benar tidak menyangka atas apa yang telah ia katakan, dalam sunyi, perlahan pertahananku mulai roboh, aku tidak bisa menahan bendungan air mataku. Luruh, tersungkur, tersedu sedan.

Aku mencoba mengalihkan pandanganku pada kertas yang berserak di lantai, mencoba mencari pembelaan. Bahwa aku tidak selemah ini, bahwa aku tentu kuat menghadapinya. Tapi apalah daya, kertas-kertas itu tidak membantu banyak mengalihkan pikiranku. 

Aku terdiam dalam isak, semakin menyakitkan jika aku mengingatnya dan akan semakin menyesakkan jika aku membalas perkataannya. Lagi-lagi aku mengalah untuk kesekian kali. Tidak apa. Rasanya, akan semakin bodoh jika aku terus memintanya untuk bertahan.

Dan itu berarti, aku telah menerimamu.
Menerimamu berarti menerima semua takdir yang ada padamu. Dan kepergian adalah keputusanmu untuk tidak lagi bertahan disini. Membiarkan langkah-langkah berjalan sendirian. Tidak lagi ada hari hari dengan cerita seru yang diutarakan. Tidak lagi ada sapaan atau senyuman yang meneduhkan. Kehidupan kedepan akan berbeda. Tidak apa. Lama lama juga terbiasa.

***

Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Semua sudah cukup sampai disini. 
Terimakasih atas luka telah menyayat hati. Jangan kembali lagi.

kali kali poto ama patung wqwq


Kos Tercintah
Yogyakarta, 8 Maret 2019




4 komentar:

 
Copyright © . Daffa's Journal - Posts · Comments
Daffa Najati -Mahasiswi Ilmu Komunikasi ·