October 24, 2015

Baper

Baper? bahasa mana tuh? kek asing bener?
kata ini mulai pasaran ketika perasaan mulai bermetamorfosis menjadi suatu kegundahan yang amat mendalam. Entah, dalam hal kegalauan macam apapun. Galau hafalan, gak lancar-lancar, muraja'ah keteteran, gak semangat nuntut ilmu, yang ada bawaannya pengen bebas, pengen bersenang ria, tanpa ada beban, tanpa ada masalah, iri, pengen ini, pengen itu. Perasaan yang sebenarnya sederhana namun, menjadi rumit gegara urusan hati yang menang dan merobohkan benteng kekuatan dalam diri.


Awalnya, gue mengenal kata baper ini dari salah seorang teman di kolom komentar Instagram, gue bingung. "Baper tuh apaan?"  Namun, setelah gue tanya, gue jadi ngerti bahwa baper ini ialah singkatan "BAPER = BAwa PERasaan", dan itupun menjadi kata populer beberapa bulan terakhir ini. Setelah gue buka Kamus Besar Bahasa Indonesia Bawa berarti menarik atau melibatkan dalam urusan, perkara, dan sebagainya. Sedangkan Perasaan berarti rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi/merasai sesuatu. Jadi bisa disimpulkan baper itu ialah menyangkutpautkan urusan perasaan dalam keadaan yang tak nampak atau ghaib (?) atau galau terselubung, atau bisa juga kegundahan yang dibawa hingga hati yang paling dalam atau bisa juga ketika melihat sesuatu kita ingin memilikinya, hingga terbawa dan dirangsang oleh perasaan. Atau apalah, mungkin kalian punya arti yang lebih jelas dan relevan?

Gue sebagai santri pun gak jarang menemui urusan kek begini. Baper Fever; demam baper. Yang sering membuat loyo dan melow hingga membuat semua terkadang berantakan pun rencana yang sudah tersusun sedemikian rupa menjadi hancur berantakan gegara demam yang satu ini.
Sewaktu gue tadi curhat sama Sepupu gue..
"Baper.."
Dia ngejawab
"Hmm.. kurang piknik kau, piknik makannya" ~~...
"Mandi sono, baper mulu" ~~...
"Atau kau perlu minum kopi, fa" ~~...
"Tidor aja tidor, tidor akan memendam bapermu fa.."~~ 
 bla bla bla 

``solusi yang membuat saya malah susah tidur hingga sepagi ini``*minum kopi*

Gue disini, cuma pengen ngasih tau. Bahwa khusus kita yang sering terhinggapi demam sialan ini, untuk mencoba memaknai relik-relik yang sebenarnya terjadi dalam diri kita, dalam jiwa kita. Mengenal jelas seluk beluk kejadian yang ngebuat kita terbawa perasaan galau serta solusi yang pas untuk mengobati demam baper yang merajalela menguasai diri ini.
Ada pula kaitan futur dan baper, baper itu disebabkan oleh futur. Ibaratnya futur dan baper itu satu paket. Sama-sama bikin galau.

Urusan ini gak boleh dibiarin begitu saja, menunggu waktu yang akan menjawab, menanti solusi datang tanpa ada usaha untuk merubah baper menjadi kekuatan. Tak akan ada hasil  untuk membuat kita bangkit menggenggam mimpi kita. Sungguh, tak akan ada perubahan untuk membuat kita kembali berdiri menyusun jejak langkah yang akan ditempuh.
Semua butuh kendali dan kecepatan yang pas. Agar kembali tertata dan teratur dalam menjalani roda kehidupan ini. Ya, satu-satunya ialah mengandalkan kesadaran diri, semua bermula dari kemauan dan keinginan untuk berubah dari diri kita sendiri, bukan orang lain. Orang lain hanya sebagai perantara untuk mendo'akan dan menyemangati, selebihnya semua bergantung pada keyakinan diri. Intinya, semua ada pada diri sendiri. Kamu adalah kamu!
Pokoknya, nyadar deh.. "ente baper apa manfaatnya?" Mending terusin! Lanjutkan perjuangan! Melawan baper yang bikin manja itu! Baper? Buang aja!

Kita azzamkan dalam diri kita, ketika baper itu menyergap perasaan kita, mengajak kita pada hal yang tak membawa kemajuan. Buanglah! Jangan kasih ampun!
Isi jiwamu dengan kekuatan Al-Qur'an. Ingat, Al-Qur'an itu selalu menguatkan, tak melemahkan, hanya kita saja yang melemah. Padahal Dia selalu ada disetiap langkah kita, jika kita senantiasa meniti Jalan untuk Mendapat RahmatNya.


Kebumen, 11 Muharram 1437
3:12 am
Penuh khilaf,
Daffa Firdaus Najati


0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © . Daffa's Journal - Posts · Comments
Daffa Najati -Mahasiswi Ilmu Komunikasi ·