January 31, 2018

Ketagihan karena Kegagalan

- 2 komentar
Sebuah notif line muncul ketika aku sedang bergelut dengan materi materi UAS yang bagiku.. Ahsudahlah, aku tidak suka belajar yang monoton seperti ini

Ketika aku membukanya, ternyata pesan dari kating mahasiswi kedokteran. Mbak Fao namanya
"daff, naik gunung yuk, ke Merapi. Hari sabtu minggu besok" 
Ketika membacanya saja aku sudah kegirangan, tanpa pikir panjang, tanpa ijin orang tua dulu, tanpa mikir kalo masih UAS, aku cuma mikir Akhirnyaaaa aku bisa refreshing ditengah-tengah UAS yang membosankan ini. Hihiw
Aku langsung bales "Ayook mbak, aku mauu"

Setelah itu, aku semangat belajar.

Ada waktu seminggu buat nyiapin segala keperluan buat ndaki, termasuk fisikku juga harus kuat. Kalo fisik lemah, ditengah pendakian bakal cepet lemes, takutnya gabisa melanjutkan perjalanan dan merepotkan rekan daki yang lain. Maka dari itu, aku olahraga kecil-kecilan, semisal lari pagi keliling komplek perumahan, pemanasan, dan berenang.
Aku kira, yang cewe lumayan banyak ikut pendakian merapi ini. Tapi ketika aku cek list yang ikut daki di grup, ternyata cuma tiga cewe. CUMA TIGA -_- dan cowonya enambelas, ENAMBELAS WOIY ._. kebayang dah kek mana itu berisiknya wqwq.

H-2 ndaki, segala keperluan sudah lengkap. Tas cerrier, matras, headlamp, sleepingbag, sepatu, jaket, buff, jas hujan, sarung tangan, kaos kaki, mie instan, air, dan lain-lain. Setiap kali aku cek grup daki, entahlah dikumpulkan dengan anak teknik informatika dan satu anak kedokteran rasanya gila.
"Cuy, grafkom dah ada yang diisi lum?" fyi, grafkom itu materi kuliah mereka
"Bawa tupperware palek, bikin nutrijell kita disana"
"Mamam ager-ager"
"Eh, ujian jam satu kan?"
"Ujian dulu brot"
"Ngoceh bae"
nge-pap tisu basah beli satu gratis satu
"Satu buat abis masak"
"Satu buat **** berak" wkwkwkw
Bahas nilai
"Cuy IMK Pak A**** disini siapa aja?"
"Nilai udah keluar cuk?"
"Aku C wkwkwk"
"IMK Pak A**** dapet C- gua kemarin wkwkwk"
"UTS 70 tapi dapet nilai C juga wkwkwk"
"Emang gitu haha"
"Default C"
"Aku C juga wkwk"
"Itu aja syukur C.. ga masuk aja gatau itungannya uda berapa"
"Mamposs kao wkwk"
"Pengabdi Pak A**** wkwk"
"Sellow laah, banyak temennya"



Oke, titik kumpul di kontrakan Mas Tavif, jam 12 malem otw dari kosan. Horror asli, mana aku nyasar diperjalanan, sepi gila lah, gak lagi-lagi. Wkwk, aslinya di perjalanan aku ketemu gerombolan motor yang bawa tas gede-gede gitu, aku berusaha ngikutin tapi kehilangan jejak juga. Modal gugel meps doang, huhu rasanya mo balik kosan lagi dan minta jemput :( tapi syukurnya, aku ketemu mas-mas yang mo ikut ndaki juga, dan dia lagi kebingungan juga kayak aku. Akhirnya cari bareng, setelah muter-muter, kita berdua ketemu mas yang lain juga, yang kebetulan dia tau rumahnya. Ahamdulillah aku gajadi digondol hantu dan selamat sampe kontrakan. Disana udah rame, udah ada Mbak Fao juga "Loh daf, tadi ketemu Alvin sama Epan ga? mereka mo jemput kamu tadi, malah kamu uda sampe wkwk" 
Jam 2 dini hari setelah semua siap, 10 motor untuk 19 orang. Kita semua kumpul di depan kontrakan, kenalan sekaligus pemimpin regu daki ini memberi arahan dan berdoa bersama untuk keselamatan semuanya.
Kita ambil jalur pendakian merapi lewat jalur Selo, Boyolali. Sampe Selo pas subuh, langsung sholat, bobok bentar, lanjut makan mie. Cuaca sepertinya sedang tidak terlalu bersahabat, mendung-mendung sejuk dan kami tidak tau apa yang sedang terjadi di puncak sana.
Jam 9 kami bersiap untuk daki dimulai dari Selo, seperti biasa pemimpin regu, Mas Faishal mengajak kami semua untuk berkumpul dan berdoa bersama. Dan ini foto kita di Selo
13-14 Januari 2018
Kita dibagi dua kelompok, kelompok cepat dan kelompok pelan. Aku ikut kelompok cepat bareng 8 mas mas, jadi kita bersembilan ada di depan. Setelah satu jam lebih perjalanan, sampailah di pintu gerbang pendakian. Aku kira itu pos 1 :( istirahat sejenak, minum, ngobrol kecil. Lalu lanjut lagi, sekitar 2 jam barulah sampai di pos 1, seneng rasanya. Padahal baru pos 1 -_- Disana kita bersembilan ngemil sukro sambil main ama monyet, kebetulan ada monyet di pos 1, dan kita ngemil bareng monyet. 
Oke lanjuuutt, kita ndaki mah selow aja, dikit-dikit istirahat, dikit-dikit liat pemandangan, bercandaan. Ada satu yang istirahat, lainnya ikut istirahat. Aku sempat tiduran, merem bentar. Lalu Mas Ghery bilang "Jangan tidur, nanti pusing loh daff"
Mas Savana nyeletuk "Jangan daki, itu berat, kamu ga akan kuat, aku juga"
Padahal kalo ditelusuri, kata-kata itu belum terlalu booming di tanggal 14 Januari :v

Menuju pos dua, udah capek, medan bebatuan, nanjak pula. Bawa beban tas, untung aku bawa tas Mas Savana, jadi agak enteng dan Mas Savana yang bawa tasku. hehe ga berat kan mz?

Jam tiga sore kelompok cepat sampai juga di pos 2, kita berniat diriin tenda di pos dua, karena kalo di Pasar Bubrah, bakal ga cocok, karena cuaca yang lagi ga mendukung  pun ga ada pepohonan. Angin kenceng udah, ga lama lagi hujan. DAN BENAR TERJADI BADAI setelah kita selesai bangun tenda dan makan.
Semua memutuskan buat masuk tenda dan tidur karena diluar hujan deras dan badai angin, dingin nusuk sampe tulang, asli lah, udah dobel jaket, pake sb, kaos kakian. Tetep aja dingin. *aku membutuhkan pelukan hangat*

Malam harinya, tenda depan roboh. Benar benar hujan deras. Aku yang sedang nyenyak tidur, Mas Habib teriak-teriak di depan tenda kita, tenda si cewe cewe. "Mbaak, tenda kami roboh mbaak, kami nitip alat-alat semuanya" Langsunglah kita bertiga terkedjoed dan bangun, buka tenda, dan liat Mas Habib masuk tenda kita sambil nggigil kedinginan, sumpah ga tega liatnya :( dingin banget pasti. Penghuni tenda lain kita bangunkan juga. Aku yang disitu kondisinya pusing banget, gabisa membantu banyak. Setelah semua aman, dan diungsikan ke tenda lain, kondisi kembali normal. Tapi tetap badai angin. Hingga keesokan pagi.

Sungguh, inginku ke puncak :( tapi apalah daya jika semesta lebih menginginkan badai ini tetap berlanjut

Paginya
Di tenda, aku, Mbak Fao, dan Mbak Fitry ngobrol ngobrol aja, sambil nunggu kiriman sop hangat masakan anak tenda sebelah wkwk. Teriak teriak gajelas pokoknya.
Sekitar jam setengah sepuluh, sudah lumayan reda badainya. Beberapa dari kami memutuskan untuk naik ke atas, kalau memungkinkan ke puncak, maka kami akan ke puncak. Tapi kami hanya mampu sampai Pasar Bubrah saja, karena cuaca yang tidak mendukung disertai kabut tebal. Bahaya kan kalo misal nyemplung kawah :v

Sampai siang, kami menikmati pemandangan diatas. Lumayan terang. MasyaAllah indah sekali. 
Kita foto-foto
Trus turun
Trus packing 
Trus turun ke basecamp
Trus sempet kangen kamu 
Tapi aku tetep turun
Turunnya pake jalan mundur pas udah di jalan setapak dan aspalan
Wenak..
Wenaaaak capeknya :(

Dan diriku menyadari beberapa hal :
  • -Ga sampai puncak :( ini yang bikin aku ga puas ndakinya, aku merasa gagal, karena ga sampe puncak. Ibarat perjuangan, ketika sedikit lagi kau berhasil, lalu ada hambatan besar yang memaksamu untuk gagal dan mengulang lagi di lain waktu. Rasanya? sakit. Tapi pelajaran yang bisa diambil : Jangan kapok, ndaki itu seru, walaupun diawal kamu gagal, tapi kamu udah dapet pengalaman gimana rasanya ndaki perdana ditemani badai :) dan kalo dilain waktu kamu nyoba  ndaki di musim yang mendukung, kamu pasti bisa sampai puncak, liat pemandangan yang lebih indah dan lebih keren dari yang kemarin, yakin deh. InsyaAllah.
  • -Aku ketagihan ndaki
  • -Bisa jadi karena kamu gagal, kamu bisa ketagihan untuk terus mencobanya lagi. Jangan nyerah!
  • -Aku pengen ndaki bareng kamu :*
  • -Postingannya udah terlalu panjang
  • -Udah woi


*oke udah*
Wassalam

[Continue reading...]
 
Copyright © . Daffa's Journal - Posts · Comments
Daffa Najati -Mahasiswi Ilmu Komunikasi ·