October 5, 2019

Kenapa Memilih Jomblo?

- 0 komentar
Setelah sekian lama menimbun draf cukup banyak, aku mencoba untuk mengeluarkan kembali tulisan di habitat asalku. Kali ini cukup berbeda. Biasanya pake gue-gue-an, sekarang kalem dikit lah. Pake aku-aku-an hehe. Gapenting asli wkwk.

Oke, disini aku pengen berbicara soal kenapa sih memilih buat menjomblo? kenapa ngga nikah muda aja, kenapa ngga pacaran aja, kan ada banyak yang mau pasti. Atau minimal punya gebetan lah, lumayan bisa buat temen nongki atau ada temen buat berbagi. Apa gak capek dikatain 'cantik-cantik tapi jomblo' ama orang-orang? wqwq ga deng, aku mah b aja.

Jadi gini,
Perkara jomblo atau tidak jomblo karena sudah menikah atau pacaran atau punya gebetan. itu semua pilihan, orang bebas memilih jalan mana yang menurut dia baik untuk dijalani dalam kehidupan percintaannya. tapi yang pasti, dia juga harus siap akan segala resiko yang menghampirinya, yang bisajadi membuat dia semakin maju atau sebaliknya, semakin mundur lalu kehilangan arah jalan pulang.

Dulu ketika di pesantren, melihat orang pacaran adalah hal yang terkadang membuatku kaget dan bergidik ngeri. karena gak terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Tapi sekarang ketika hidup di dunia perkuliahan, hidup di sekeliling orang heterogen, yaa pemandangan seperti itu menjadi hal yang biasa, bahkan sangat biasa. Bodoamat juga sih jadinya, karena orang yang dimabuk cinta itu susah banget dibilangin. Jadi, aku cukup mendoakan semoga cepet nikah aja, kalo ngamau cepet nikah yaa paling tidak harus menjaga batasan dalam pergaulan. Jangan kelewatan.

Pernah sempat merasa hampa ketika orang yang pernah mengisi hati pergi tanpa basa-basi. Sakit memang, tapi mau bagaimana lagi. Kita tidak bisa memaksakan kehendak seseorang untuk tetap tinggal. Mau tidak mau, kita harus terbiasa tanpa kehadiran dirinya, menata kehidupan seperti dulu sebelum mengenal dirinya. Karena, setiap orang yang pernah tinggal, ketika meninggalkan pasti mengajarkan sesuatu.

Sesuatu itu adalah. 'lebih baik aku menjomblo saja' HAHAHA

Tapi serius deh, aku tidak mudah dibuat nyaman oleh seseorang dan ketika aku nyaman, berarti orang itu beda dan ketika ditinggalkan luka itu terasa amat dalam. Proses penyembuhannya cukup memakan waktu lama, karena sepertinya membalikkan kenangan itu lebih mudah daripada mebalikkan kehidupan normal seperti sedia kala. Ah aku menulis apasih wqwq

Pilihanku menjomblo bagiku adalah pilihan yang cukup baik, toh aku masih seorang 'daffa' yang biasa teman-temanku kenal. Aku bisa lebih fokus untuk memperhatikan diriku daripada aku memperhatikan orang lain. Aku bisa lebih serius untuk mengejar mimpi di masa depan tanpa adanya drama-drama percintaan yang mengganggu. Aku bisa memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Yang pasti, tidak berhenti untuk menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Mungkin dari luka, aku jadi bisa belajar untuk tidak menjatuhkan hati terlalu dalam pada seseorang. Biarlah nanti jodohku saja yang berhak menggenggam hatiku erat dan aku memeluk hatinya dengan sangat rapat.

Eaaaa..

Memasuki kepala dua memang membuatku berpikir dua kali untuk membuka hati kembali, lebih tepatnya tidak ingin mengulang sakit yang pernah didera, tidak ingin termakan oleh ekspektasi yang terlalu tinggi, tidak ingin terkhianati lagi oleh harapan-harapan yang pernah diciptakan sendiri. Lebih baik berdoa dan terus berdoa, semoga kelak dapat disandingkan dengan seseorang yang benar-benar mengerti dan taat sebagai seorang hamba.
Doakeun semoga saya dapet swami yang gans, sholeh, hafizh, wkwk dan doakeun saya kuad melewati masa kejombloan ini :')

Tapi gaiss, gapapa kalau kalian memilih untuk tidak jomblo. Lagi-lagi itu pilihan. Aku hanya berpendapat, tidak harus diterima. Boleh memiliki pandangan lain, nga masalah. Toh, kita hidup di era bebas berpendapat wkwk. Intinya, untuk saat ini. Aku nyaman untuk sendiri. Jikapun ada yang menghampiri dengan maksud mengikat dengan serius, itu beda lagi. Tunggu saja cerita selanjutnya :)

Itu bukan ngebet ya. Kan bisa aja.. takdir ngga ada yang tau
Urusan nikah aku ngga terlalu terobsesi untuk mengarah kesana, mau fokus belajar dan ngebanggain orangtua ama keluarga duls. Santai aja, enjoy your journey! Perbanyak pengalaman, sering-sering naik gunung (biar kurus haha), perluas kenalan -sapa tau tanpa sengaja, ada jodoh disana. nahloo


Maapkan tulisan gaje saya malam ini, sekian dan terima gaji

senja kopi senja kopi, sehat! :)


Nga ngantuk karena minum kopi, 
Yogyakarta 5 Oktober 2019





[Continue reading...]
 
Copyright © . Daffa's Journal - Posts · Comments
Daffa Najati -Mahasiswi Ilmu Komunikasi ·