November 17, 2021

November Rain

- 0 komentar
Jogja, di bulan november
memasuki pertengahan bulan.

Hujan. Berantakan. Remuk berkeping-keping.
Meski bisa betahan, namun bukan sesuatu yang mudah dilakukan
Tidak sesederhana itu, 
bahkan rasanya, tidak mampu lagi

Tapi, apa boleh buat
Jika tidak bertahan, kesia-sia-an itu akan hadir
Penyesalan akan terus ada
Juga, menjadi pengecut untuk diri sendiri

Tidak apa untuk merasa tidak baik-baik saja
Menangislah jika perlu menangis
Marahlah jika perlu marah
Tidak ada yang salah dengan itu
Karena, emosi ada bukan untuk disembunyikan

Ingatlah bahwa, apapun yang kamu rasakan
Pengkhianatan, kegagalan, kesedihan, jatuh, kecewa,
itu bukan suatu yang kekal

Maka, sedikit lagi
bertahanlah untuk hal-hal kecil
meski kamu, belum bisa berterimakasih untuk dirimu sendiri

Jogja, kemarin sore :)




[Continue reading...]

November 13, 2021

5 Hari 4 Malam bersama Rinjani Part I

- 0 komentar


Bulan Juni lalu, tepat di tanggal 16. Aku terbang ke Lombok dari Surabaya, seorang diri. Tujuan utama aku ke lombok itu buat ndaki gunung. Ya, atap NTB. Gunung Rinjani, yang ada di ketinggian 3.726 mdpl. Rencana ini sudah diniatkan sejak tahun lalu bersama kawan-kawan sependakianku, tapi baru bisa terlaksana di tahun ini, dan sedihnya beberapa dari mereka mendadak gabisa ikut terbang ke Lombok karena ada beberapa hal yang gabisa ditinggal. Makanya, aku terbang sendiri kesana. Dan di Lombok, aku punya 2 kawan sependakian untuk direpotkan selama kurang lebih 3 minggu hahaha. 


Pengalaman naik gunung rinjani bakal jadi cerita yang gapernah bisa kulupakan, sampai kapanpun. 5 hari 4 malam merupakan rekor terlamaku sejauh ini aku menjelajah gunung. Ga mudah, tapi aku bisa berhasil mencapai puncak atap tertinggi NTB yang sekaligus termasuk salah satu Seven Summits Indonesia, puncak tertinggi di Indonesia.


Kami beranggotakan 8 orang dalam satu tim. 2 perempuan dan 6 laki-laki. Ya, lagi-lagi aku jadi yang termuda diantara mereka, tapi justru itu sangat membantuku. Sebenarnya, aku belum sepenuhnya mengenal mereka, karena beberapa orang baru kutemui ketika aku sampai di Lombok. Tapi tak apa, nanti juga bakal kenal dan bakal jadi teman. 


Kami naik lewat jalur Sembalun dan turun jalur Torean. Lintas jalur, sekalian menjelajah semua yang ada di rinjani, dari mulai puncak, danau segara anak, goa susu, sumber air panas, dan juga air terjun. Kami datangi semua itu. Pegelnya jangan ditanya, lutut berasa copot di hari ketiga. 


Tepat tanggal 21 Juni 2021, senin sore. Kami berangkat diantar papuk (kakek) dari salah satu rekan pendakianku naik mobil pick up. Semua perlengkapan sudah kami siapkan dari jauh-jauh hari, logistik, perlengkapan pribadi, dan perlengkapan tim. Mengingat gunung yang akan didaki adalah rinjani, kami harus lebih matang mempersiapkan semua hal, apalagi ga nyewa porter. Jadi semua persiapan dan perlengkapan murni dari kita harus benar-benar lengkap.


Oke lesgoo, kami berangkat dari Pemenang, Lombok Utara menuju Sembalun, Lombok Timur. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam lamanya. Kami sampai tepat adzan maghrib berkumandang. Segera kami menaruh carrier di gazebo resort sembalun, yang disayangkan dari resort ini adalah tidak menyediakan tempat untuk bermalam di dalam ruangan. Jadi mau gamau kami bermalam di gazebo-gazebo yang ada disana. GILAK! DINGIN BANGET TIDUR DI GAZEBO TERBUKA BEGITU. dan aku ga berhasil tidur nyenyak di gazebo terbuka itu, berkali-kali kebangun karena dinginnya melebihi dingin di gunung aslinya. Padahal udah pake kaos kaki double, jaket, dan sleeping bag, tapi tetep aja dinginnya nembus to the bone. 


Akhirnya pagi tiba, beberapa kawan cari sarapan di warung-warung dekat resort, beberapa yang lain mengemas kembali barang-barang bawaan, aku ikut bantu bikin kopi & susu. Buat anget-anget. Setelah sarapan, kami registrasi. Dan kami beranjak dari resort ke gerbang pendakian naik mobil pick up, karena kalo jalan kaki. Jauh boss.


nah ini poto sebelum naik pick up, tu keliatan kan gazebo-gazebo tempat kita tidur

Sampe gerbang, kami berdoa dulu. Bareng-bareng. Agar pendakian ini lancar dan bisa kembali dengan selamat. Kami punya yel-yel kocak gajelas dan gabisa ditulis, jadi lanjuttt. Kami mulai jalan beriringan. Tapi baru 15 menit jalan agak nanjak, tiba-tiba kepalaku kliyengan, pusing, gabisa atur napas, mungkin karena efek aku lagi datang bulan, atau tadi malem kurang istirahat, atau karena udah setaun lamanya aku ga ndaki gunung karena pandemi. Entah. Tapi rasanya pas itu bener-bener aku kaya ga sanggup buat lanjut dan pengen balik ke rumah temen. Aku akhirnya ngasih tau ke 2 temenku, Sulfan & Yuda, kalau aku tiba-tiba pengen pingsan karena bener-bener sepusing itu. Kami berhenti. Beberapa yang lain udah lanjut di depan. Untungnya mereka berdua bisa ngerti dan aku tau mereka khawatir. Disisi lain aku juga gamau ngerepotin mereka dengan kondisiku yang begini. Akhirnya, karena deket situ ada tukang ojek. Aku disuruh naik ojek aja sampe pos 2 daripada aku balik ke rumah. Oke, aku iyain saran mereka. 


Untuk sampe di pos 2 dengan ojek, kira-kira butuh waktu sekitar 20-30 menit. Agak serem si soalnya yaa taulah jalur gunung gimana dan pake motor ojek. Tarifnya 100rb, gapapalah itung-itung bantu perekonomian warga yekan.


Sampe di pos 2, aku cari gazebo buat istirahat dan naruh 2 tas keril yang dibawa pake ojek. Aku tidur di gazebo itu sambil nunggu temen-temen lain yang jalan dari gerbang sampe pos 2. Di pos itu, ada banyak pendaki yang datang dan pergi, karena pos itu lumayan luas dan masih ada orang jualan cilok. Sinyal 4G juga masih nyangkut di pos 2. Jadi rame. Beberapa saat kemudian, aku kebangun gegara Mba Ria, naik ojek juga. Haha. Cewe-cewe pada naik ojek nih. 


Sekitar jam 11an, satu persatu rekan pendakian sampe di pos 2. Kondisiku berangsur membaik setelah tidur lumayan lama. Kami berkumpul dan cari sumber air di dekat pos buat wudhu dan buang air kecil. Selepas ngemil & sholat dhuhur, kami melanjutkan perjalanan ke pos 3. Kabut mulai turun, yang tadinya cerah jadi mendung. Tapi kami tetap melanjutkan perjalanan. Jalur menuju pos 3 masih sabana luas dan terus nanjak, karena aku belum betul-betul fit, kadang tas kerilku dibawa Yuda atau Sulfan biar perjalanan jadi lebih cepat. Di perjalanan menuju pos 3 ini, tiba-tiba hujan cukup deras, kami segera memakai jas hujan dan tetap melanjutkan perjalanan meski basah-basahan.


Sampai di pos 3 sekitar jam 15.14 WITA. Disana ada bangunan beratap yang setidaknya bisa untuk berlindung kalau-kalau hujan turun lagi. Beberapa tas keril basah kuyup yang artinya, barang-barang didalamnya juga ikut basah, termasuk tenda dan baju ganti. Jadilah semua peralatan dikeluarkan dari tas biar bisa kering, kami jemur apa yang bisa dijemur. Niatnya, kami mau lanjut ke pos 4 dan plawangan di hari itu juga, tapi ada beberapa yang ga setuju termasuk aku. Karena aku paling gabisa buat perjalanan malam dan bisa aja hujan turun lagi, itu sangat beresiko. Akhirnya kami menginap semalam di pos 3,  diantara tebing-tebing berbatu. Jadi cukup untuk bisa mendirikan tenda tanpa takut kena angin. Kami segera masak untuk makan malam dan bikin minuman-minuman panas buat ngangetin badan. Di pendakian ini, meski beberapa dari mereka baru kukenal, tapi aku bisa menyesuaikan diri, dan udah bisa bercandaan. Tapi yang bikin kesel adalah, mereka sering banget pake bahasa sasak yang aku ga ngerti sama sekali artinya. Huft.


Pagi tiba, hari kedua pendakian. Setelah sarapan kami mengemas barang dan melanjutkan perjalanan ke pos 4. Jam 09.20 WITA kami bergegas, dan sampai di pos 4 jam 10.30 WITA. Kami beristirahat sambil main sama monyet-monyet rinjani yang berkeliaran disitu. 


ini poto di pos 4, alias sebelum naik ke 7 bukit penyesalan. bukit yang seakan gada abis-abisnya

Setelah puas istirahat di pos 4, kami melanjutkan perjalanan ke Plawangan Sembalun, dimana itu adalah pos terakhir sebelum summit ke puncak. Kami memecah tim, biar ada yang sampe duluan dan bisa bangun tenda di plawangan. Sudah pasti aku di tim belakang wkwk, karena yaa.. meski kondisiku udah fit lagi aku tetep lambat dan banyak berhentinya. Gapapa lambat pelan-pelan penting nyampe, dan alhamdulillahnya rekan-rekanku sabarnya minta ampun haha. Setelah melalui bukit yang kaya gada abis-abisnya, kami akhirnya sampai di plawangan jam 14.00 WITA.


Karena plawangan ini luas banget sampe berbukit-bukit jadi banyak tempat strategis buat bangun tenda. Otomatis, plawangan ini rame. Karena banyak orang yang baru turun dari puncak, banyak yang baru sampe kaya kita, dan banyak juga orang yang mau turun ke danau atau turun ke resort sembalun. 


Kami istirahat dan menuju ke tenda kami yang sudah dibangun sama tim depan. Tenda kami bener-bener diujung plawangan, dekat dengan jalur menuju punggungan dan summit. Danau segara anak juga keliatan dari tempat tenda kami, tapi karena udah sore dan ketutup kabut jadi yaah kami hanya menikmati apa yang bisa dinikmati disana. Tentu saja kita ngopi & ngemil sosis goreng sambil join api unggun rombongan lain. Ah nikmat banget rasanya ngopi di ketinggian.


karena gada yang motoin jadi timer aja pake kamera depan xixi

Perjalanan di hari kedua bisa kami lewati dengan baik, malam hari kami tidur cepat. Karena jam 1 malam harus bangun bergegas dan bersiap untuk summit. Selamat tidur semua..


Sampai jumpa di part II  :)



[Continue reading...]

November 6, 2021

Nonton Anime Sebenernya Buat Apa?

- 2 komentar

Lagi iseng cek timeline twitter trus kebetulan ada question di menfess anime lewat, nama akunnya @animefess_ pertanyaannya kaya gini "kalian kalo nonton anime tuh anggepannya healing, gabut, atau cuma seru-seruan doang?"


Pertanyaan itu cukup menarik buat saya yang baru-baru ini gemar nonton anime dan kadang baca manga. Yaa, kurang lebih dua bulanan lah baru suka anime, dimana dalam dua bulanan itu saya sedang menjalani hidup yang sedang berat-beratnya, sedang diuji dengan berbagai keadaan yang tidak mengenakkan hati dan pikiran. Mungkin bisa dibilang nonton anime buat saya awalnya adalah sebagai pelarian dari hari-hari penat yang saya jalani. Menyenangkan, benar-benar menyenangkan. Padahal bisa dibilang, saya orang yang gasuka nonton film, series, drakor, atau anime sekalipun sebelumnya. paling gabisa diajak ngobrol soal film/drakor/anime karena emang gatau dan ga tertarik sama sekali sebelumnya. Tapi sekarang, anime jadi tontonan favorit saya setiap harinya, di sela-sela kesibukan saya sebagai mahasiswa akhir.


Nonton anime yang awalnya cuma jadi pelarian, sekarang menjadi teman yang menemani hari-hari saya. Anime membantu saya dalam proses healing yang sedang saya jalani. Ya, kalau ditanya nonton anime buat apa. Jawabannya buat healing. Bagi saya, proses menyembuhkan itu banyak caranya, salah satunya yaa nonton apa yang disuka, atau melakukan kegiatan yang bisa bikin bahagia. Karena anime bikin bahagia dan saya suka, maka itu salah satu cara saya untuk menjalani proses healing. Dan terbukti ampuh! Saya bisa jauh lebih bahagia sekarang. 


Mungkin ada yang masih bertanya-tanya maksudnya healing gimana si, menyembuhkan apa, dan apa gunanya healing buat kita?


Sebenernya saya juga ga paham-paham banget makna healing yang sebenernya tu gimana, tapi dari asal katanya yang berarti penyembuhan, tentu ada sesuatu yang harus disembuhkan dalam diri kita. Mungkin ada banyak dari kita yang sedang mendapati tekanan dari kehidupan kita sehari-hari atau sedang mengalami gangguan kecemasan, stres, banyak pikiran, atau lelah melakukan kegiatan yang itu-itu saja dan tidak membuat bahagia. Tentu hal-hal tersebut gapernah bisa lepas dari kehidupan kita kan, fase itu akan terus ada, bahkan kalau kita berusaha pergi dari lingkaran itu, gaakan bisa benar-benar pergi. Karena fase itu udah melekat dengan diri kita, tentunya satu paket dengan jalan keluar yang membahagiakan. 


Mungkin saja healing bisa menjadi fase netral antara tekanan dan kebahagiaan. fase pertengahan yang bisa membawa kita kembali ke tekanan atau bisa dapet kebahagiaan. Tergantung bagaimana kita menjalani proses healing itu kan? Contoh, saya suka nonton anime sebagai healing. Anime ini bisa merugikan saya dan membawa saya ke dalam tekanan lagi kalau saya gabisa bagi waktu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau bahkan bisa melalaikan saya dari kebiasaan-kebiasaan saya, seperti tugas-tugas saya telantarkan karena saya sibuk nonton anime. Alhasil saya bakal tambah tertekan karena waktu healing saya habiskan untuk nonton anime dan ga peduli dengan tanggung jawab diri sendiri. 


Dan healing bisa saja bikin kita dapet kebahagiaan, contoh, saya suka nonton anime sebagai healing. Karena saya menjadikan kegiatan nonton anime sebagai reward untuk diri sendiri setelah melakukan suatu hal, atau menyelesaikan suatu progres. Nah sebagai proses sembuh dari kepenatan dan tekanan itu saya melakukan healing dengan cara saya sendiri. Healing juga bisa menjadi proses seseorang untuk mencharge energi positif dalam diri, bisa juga sebagai proses mengembalikan semangat, karena diri kita tentu butuh refresh yang membahagiakan bukan? 


Masing-masing orang pasti punya cara tersendiri untuk healing. Ada orang yang healingnya pergi jalan-jalan, naik gunung, ada juga orang yang healingnya baca buku, tidur, nonton, atau menulis. Atau apapun caranya selama tidak merugikan orang lain dan diri sendiri ya lakukan saja. 


Sekian! 

Jangan lupa bahagia :))


bonus husbu-husbu saya xixixi




[Continue reading...]

April 25, 2020

Memaknai Corona dari Sudut Pandang Lain

- 0 komentar
Sudah lebih dari satu bulan kita menjalani hari-hari dengan pandemi yang membuat geger seseantero nusantara. Panik, takut, sedih, kehilangan, dan perasaan-perasaan gak mengenakan yang berkumpul jadi satu. Yang kuliah, yang sekolah terpaksa diliburin dan belajar daring. Beberapa pekerja terpaksa #WorkFromHome, namun pekerja lain seperti pekerja lepas terpaksa berhenti dengan gaji yang juga ikut berhenti, pengusaha kehilangan omzet sekian persen sementara masih harus menggaji karyawannya, pekerja harian seperti ojol kehilangan penumpang, pedagang asongan kehilangan pembeli, pengelola wisata terpaksa kehilangan pengunjung. Namun, beberapa dari mereka terpaksa nekat buat tetap keluar rumah demi sesuap nasi untuk keluarga, demi tetap hidup. Mereka sebenarnya takut, tapi lebih takut jika keluarganya gabisa makan. Gak ada pemasukan sementara cicilan tetap jalan. Drastis dan krisis ada dimana-mana.

Tenaga kesehatan yang berjuang di garda paling depan buat ngelawan corona, buat menyembuhkan pasien-pasien terdampak, mereka gabisa pulang ke rumah buat sekedar ketemu langsung anak-anaknya, ketemu orangtuanya, atau saudara-saudaranya. Mereka takut membawa penyakit bagi mereka. Betapa sedihnya.

Keadaan kaya gini gapernah terbayang di pikiran kita sebelumnya, tapi kita jadi tau, bahwa apapun bisa terjadi, tanpa aba-aba, tanpa persiapan yang matang. Tapi yakinlah, kalau Dia ga akan membebani manusia melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Yang itu artinya, kita semua diberi kesanggupan menjalani hari-hari selama pandemi ini.

Corona mengubah segalanya, namun tidak dengan orang-orang baik dengan kekuatannya mengajak orang-orang untuk berbuat baik. Mereka tetap berbuat baik, dengan membantu orang-orang agar tetap bisa bertahan hidup, berbagi sembako, masker, alat pelindung kesehatan dan berbagi pesan positif untuk sesama. Kekuatan dari kesatuan warga net Indonesia untuk melawan corona memang patut untuk diacungi jempol.

Udah ga kehitung berapa banyak berita positif yang pernah aku baca di media sosial selama pandemi ini, yang setidaknya bisa membuat kondisi hati lebih tenang. Walaupun lebih banyak berita yang membuat cemas diri, tapi kita punya pilihan, buat memilah info mana yang berhak kita telan, seleksi konten apa yang bisa kita nikmati dari media sosial. Atau bisa sejenak untuk tidak membuka sosial media, demi ketenangan batin untuk kita sendiri.

Corona tidak selamanya buruk, selama kita memandangnya dengan pemahaman yang baik. Tetap berada dirumah memang sangat membosankan, tapi siapa sangka dengan kita dirumah kita telah menjadi pahlawan yang turut membantu melawan corona. Agar memutus rantai penyebaran dan menjaga orang yang kita sayang.

Apalagi di momen ramadhan seperti sekarang, walaupun rasanya sangat berbeda dengan ramadhan sebelum-sebelumnya. Tapi esensi ramadhan itu sendiri gak akan bisa hilang, mau bagaimanapun keadaannya, ramadhan tetap spesial. Yang biasanya dilakukan bersama-sama di masjid atau diluar sana dan sekarang harus di rumah. Barangkali Allah ingin meningkatkan kualitas ibadah kita, yang biasanya cuma bisa semangat kalau ada teman, menjadi yang bisa semangat walaupun sendirian.
Kita bisa lebih produktif menjalankan target-target ramadhan kita tanpa terganggu kesibukan seperti di hari-hari biasanya.
Kita bisa memperbanyak doa di bulan yang mulia ini, agar pandemi ini cepat pergi, agar segera Allah angkat dari bumi
Kita bisa meluangkan banyak waktu  kita untuk menambah hafalan atau mengulang hafalan
Kita bisa juga mengasah hobi atau kreatifitas di sela-sela mengerjakan tugas kuliah
Dan masih banyak lagi kegiatan positif yang bisa kita lakukan di bulan ramadhan walaupun #dirumahaja

Dengan hadirnya corona kita juga lebih bisa menghargai sebuah pertemuan, yang sebelum-sebelumnya jarang bertemu dengan keluarga, sekarang jadi lebih sering membersamai bapak-ibu dirumah. bisa lebih dekat dengan kakak atau adek.
Yang sebelumnya sering kumpul-kumpul dengan teman-teman, sekarang pertemuan itu menjadi sangat mahal.
Begitu pula bagi tenaga medis yang sangat merindukan untuk bertemu sanak saudara, pertemuan itu menjadi amat langka.
Bagi kita yang dirumah saja, mari manfaatkan sebaik-baiknya momen bersama keluarga. Sebelum nanti kembali ke tanah rantau untuk menimba ilmu, sebelum nanti akan hidup dengan pasangan masing-masing, yang mungkin akan jauh dari orangtua.

Corona mengajarkan kita untuk peduli, dengan lingkungan sekitar kita, dengan tetangga kita, jangan sampai kita hidup serba kecukupan namun tetangga kita menjerit sakit karena tak makan. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk sekitar kita, berbagi makanan, berbagi keceriaan, berbagi hal positif dan mengajak orang untuk berbuat baik.

Yang penting tetap waspada dan ikuti langkah-langkah yang udah dihimbau pemerintah, yakinlah bahwa pandemi ini akan segera berlalu. Dengan doa dan usaha untuk bersama-sama melawan corona!

sumber : google


Oiya btw, aku mau ngucapin
Selamat menjalankan ibadah puasa hari kedua ya :)
Tetap semangat walau #dirumahaja

Kebumen, 2 Ramadhan 1441 H
Sabtu, 25 April 2020
#CatatanMenujuKemenangan02

[Continue reading...]

April 24, 2020

Memasuki Semester Tua

- 0 komentar

Memasuki semester tua
Semester yang penuh dengan hari-hari berat karena banyak sambat, semester yang membuatku beberapa kali  menyambangi kedai  kopi untuk sekedar menghilangkan penat serta stress yang melanda, semester yang membuatku paham bahwa 'hari hari berat harus dihadapi' maka 'akan ada hari indah yang menghampiri'. Semoga saja

Memasuki semester tua
Dimana tekanan yang berasal dari diri sendiri semakin terasa, bersebab belum bisa menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Seperti tertinggal jauh dari kawan-kawan. Mereka sudah berlari, aku masih berdiam diri. Pikiran negatif seringkali mengganggu konsentrasi dan kehidupan sosialku. Minatku pada kesibukan mulai menghilang, semakin malas untuk mengerjakan sesuatu apapun. Bahkan hobi yang dulu aku tekuni pun rasanya malas sekali untuk melakukannya lagi, rasanya hampa, kosong, tidak tau lagi harus berbuat apa.

Memasuki semester tua
Melihat keberhasilan teman-teman seperti melihat ketidakadilan. Andai dulu aku begini-andai dulu aku begitu dan menyalahkan keadaan sudah menjadi asupan sehari-hari. Aku sadar hal itu salah. Tapi, aku manusia, dan kita semua manusia. Berhak untuk menikmati rasa apapun, mau sedih, senang, tangis, bahagia berhak untuk ada di kehidupan ini. Asal jangan terus-terusan dibiarkan dan dilebih-lebihkan, secukupnya saja. Karena sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik bukan?

Memasuki semester tua
Sudah semestinya membangun rencana yang lebih matang lagi untuk kedepan, dalam hal apapun, entah karir, cinta, cita-cita, yang semuanya itu hanya diniatkan untuk dakwah. Aku yakin prosesnya tidak akan berhenti, akan panjang sekali. Karena setiap langkah yang dilalui merupakan bagian dari proses, dan kita akan terus melangkah bersama bukan?

Untuk kembali membangun kepercayaan pada diri memang tidak instan seperti menyeduh kopi goodday di pagi hari, kegagalan di masa lampau menjadi penghambat, luka masa lalu menjadi patokan pikiran buruk di masa sekarang, kenapa jadi seperti ini, kenapa tidak seperti itu. Seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi, tidak sesuai harapan yang sudah terlampau tinggi. Tidak bisa dipungkiri memang, karena ini merupakan bagian dari proses. Banyak lika liku yang tidak menyenangkan di fase memasuki umur 20 tahun ini, seperti gila aku dibuatnya. Jika diingat-ingat memang menyakitkan tapi jika diteruskan begini-begini saja mau jadi apa kedepan?

Aku yakin semua orang pasti pernah merasakan di fase terberat, bisa sama seperti yang aku rasakan, atau bahkan lebih berat atau bisa jadi bisa teratasi dengan mudah. Berbeda-beda. Aku percaya bahwa semua yang aku rasakan pasti mengandung hikmah, yang barangkali baru bisa dirasakan ketika nanti. Ketika aku sudah bisa berdamai dengan semua itu. Aku pun yakin bahwa, ujian-ujian semacam itu diberikan kepadaku karena aku kuat untuk memikulnya, aku sanggup melewatinya. Percayalah.

Seorang kawan pernah mengingatkanku untuk menikmati semua ini, mau senang, mau sedih, mau nangis, mau kecewa dengan kenyataan, nikmati, jangan dipendam tapi luapkan. Karena, cuma itu yang bisa bikin hati kita sedikit tenang. Daripada mengeluh terus menerus, lebih baik menikmatinya. Membiarkan hari-hari menyakitkan tetap berjalan agar segera berlalu. Sembari meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa bersimpuh pada Yang Maha Kuasa menjadi kunci untuk keluar dari segala kepelikan yang terjadi, karena mau bagaimanapun kekuatan yang membuat kita dapat bertahan sejauh ini berasal dariNya.

Jadii, tunggu apa lagi?
Yok semangat yok
Walaupun masa-masa memasuki semester tua penuh ujian, tapi yakinlah bahwa semua itu mengandung pelajaran


note : #CatatanMenujuKemenangan akan kembali menghiasi blog yang sepi ini~

Kebumen, 2 Ramadhan 1441 H
Jumat, 24 April 2020
#CatatanMenujuKemenangan01


[Continue reading...]

October 5, 2019

Kenapa Memilih Jomblo?

- 0 komentar
Setelah sekian lama menimbun draf cukup banyak, aku mencoba untuk mengeluarkan kembali tulisan di habitat asalku. Kali ini cukup berbeda. Biasanya pake gue-gue-an, sekarang kalem dikit lah. Pake aku-aku-an hehe. Gapenting asli wkwk.

Oke, disini aku pengen berbicara soal kenapa sih memilih buat menjomblo? kenapa ngga nikah muda aja, kenapa ngga pacaran aja, kan ada banyak yang mau pasti. Atau minimal punya gebetan lah, lumayan bisa buat temen nongki atau ada temen buat berbagi. Apa gak capek dikatain 'cantik-cantik tapi jomblo' ama orang-orang? wqwq ga deng, aku mah b aja.

Jadi gini,
Perkara jomblo atau tidak jomblo karena sudah menikah atau pacaran atau punya gebetan. itu semua pilihan, orang bebas memilih jalan mana yang menurut dia baik untuk dijalani dalam kehidupan percintaannya. tapi yang pasti, dia juga harus siap akan segala resiko yang menghampirinya, yang bisajadi membuat dia semakin maju atau sebaliknya, semakin mundur lalu kehilangan arah jalan pulang.

Dulu ketika di pesantren, melihat orang pacaran adalah hal yang terkadang membuatku kaget dan bergidik ngeri. karena gak terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Tapi sekarang ketika hidup di dunia perkuliahan, hidup di sekeliling orang heterogen, yaa pemandangan seperti itu menjadi hal yang biasa, bahkan sangat biasa. Bodoamat juga sih jadinya, karena orang yang dimabuk cinta itu susah banget dibilangin. Jadi, aku cukup mendoakan semoga cepet nikah aja, kalo ngamau cepet nikah yaa paling tidak harus menjaga batasan dalam pergaulan. Jangan kelewatan.

Pernah sempat merasa hampa ketika orang yang pernah mengisi hati pergi tanpa basa-basi. Sakit memang, tapi mau bagaimana lagi. Kita tidak bisa memaksakan kehendak seseorang untuk tetap tinggal. Mau tidak mau, kita harus terbiasa tanpa kehadiran dirinya, menata kehidupan seperti dulu sebelum mengenal dirinya. Karena, setiap orang yang pernah tinggal, ketika meninggalkan pasti mengajarkan sesuatu.

Sesuatu itu adalah. 'lebih baik aku menjomblo saja' HAHAHA

Tapi serius deh, aku tidak mudah dibuat nyaman oleh seseorang dan ketika aku nyaman, berarti orang itu beda dan ketika ditinggalkan luka itu terasa amat dalam. Proses penyembuhannya cukup memakan waktu lama, karena sepertinya membalikkan kenangan itu lebih mudah daripada mebalikkan kehidupan normal seperti sedia kala. Ah aku menulis apasih wqwq

Pilihanku menjomblo bagiku adalah pilihan yang cukup baik, toh aku masih seorang 'daffa' yang biasa teman-temanku kenal. Aku bisa lebih fokus untuk memperhatikan diriku daripada aku memperhatikan orang lain. Aku bisa lebih serius untuk mengejar mimpi di masa depan tanpa adanya drama-drama percintaan yang mengganggu. Aku bisa memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Yang pasti, tidak berhenti untuk menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Mungkin dari luka, aku jadi bisa belajar untuk tidak menjatuhkan hati terlalu dalam pada seseorang. Biarlah nanti jodohku saja yang berhak menggenggam hatiku erat dan aku memeluk hatinya dengan sangat rapat.

Eaaaa..

Memasuki kepala dua memang membuatku berpikir dua kali untuk membuka hati kembali, lebih tepatnya tidak ingin mengulang sakit yang pernah didera, tidak ingin termakan oleh ekspektasi yang terlalu tinggi, tidak ingin terkhianati lagi oleh harapan-harapan yang pernah diciptakan sendiri. Lebih baik berdoa dan terus berdoa, semoga kelak dapat disandingkan dengan seseorang yang benar-benar mengerti dan taat sebagai seorang hamba.
Doakeun semoga saya dapet swami yang gans, sholeh, hafizh, wkwk dan doakeun saya kuad melewati masa kejombloan ini :')

Tapi gaiss, gapapa kalau kalian memilih untuk tidak jomblo. Lagi-lagi itu pilihan. Aku hanya berpendapat, tidak harus diterima. Boleh memiliki pandangan lain, nga masalah. Toh, kita hidup di era bebas berpendapat wkwk. Intinya, untuk saat ini. Aku nyaman untuk sendiri. Jikapun ada yang menghampiri dengan maksud mengikat dengan serius, itu beda lagi. Tunggu saja cerita selanjutnya :)

Itu bukan ngebet ya. Kan bisa aja.. takdir ngga ada yang tau
Urusan nikah aku ngga terlalu terobsesi untuk mengarah kesana, mau fokus belajar dan ngebanggain orangtua ama keluarga duls. Santai aja, enjoy your journey! Perbanyak pengalaman, sering-sering naik gunung (biar kurus haha), perluas kenalan -sapa tau tanpa sengaja, ada jodoh disana. nahloo


Maapkan tulisan gaje saya malam ini, sekian dan terima gaji

senja kopi senja kopi, sehat! :)


Nga ngantuk karena minum kopi, 
Yogyakarta 5 Oktober 2019





[Continue reading...]

August 16, 2019

Lawu, Mistis tapi Seru

- 2 komentar
Jadi, postingan ini bakal nyeritain gimana gue dan kawan-kawan mendaki gunung yang terkenal dengan kemistisannya. Ya, gunung lawu.

Wacana awal, gue mau ndaki berempat. Dua cewe dua cowo, semacam double date gitulaa. Saat itu, gue susah banget cari temen cewe buat diajak naik gunung, selalu begini sih, asli dah susah bet. Untungnya, temen gue bersedia setelah gue ngerayu rayu ampe berbusa-busa mulut gue :) tapi H-5 keberangkatan, salah satu temen cowo gue (topik biasa gue panggil) ngebatalin karena ada nikahan temennya (temen w juga, tapi w sengaja gadateng hehe)
Tapi akhirnya gue dateng nikahan itu.

Oke baiqlaaa, namanya juga wacana. Beneran wacana kan jadinya. Gagal.

Tapi setelah itu, gue atur jadwal lagi. Kali ini jangan sampe wacana. Jangan.
Kebetulan, temen gue dari Solo mau ndaki lawu di akhir bulan. Akhir bulan gue masih UAS. Bodoamatlah, dari dulu gue ndaki juga mesti lagi ujian terus wkwk. Pada akhirnya, gue meng-iyakan untuk ikut rombongan temen gue itu, tak lupa gue mengajak ketiga temen gue. Dari mereka yang bisa ikut cuma 1 orang, topik seorang.

H-2 keberangkatan, gue mendapat whatsapp dari topik. Deg-degan gue, awas aja dia ngebatalin lagi.
"Dapp"
"Hmmm"
"Mo ngajak temen lagi bole? :)"
"Siapa?" tanya gue
"Bole dulu ngga ini?"
.....
Singkat cerita, topik ngajak 5 orang temannya yang sama sekali gak gue kenal. 3 cowo 2 cewe.
Dari jogja, kita sengaja gak motoran mengingat masih UAS dan bakal capek banget karena perjalanan itu bisa makan waktu kurang lebih 3 jam. Maka, kita putuskan buat ngereta aja. Nginep di salah satu rumah temennya temen gue yang gak gue kenal. Tapi akhirnya, kenalan. Karena kalo gak kenalan, gimana bisa nginep kan? hehe

Malam sabtu, kita nginep di rumah temennya temenku yang udah jadi temenku sekarang. Ribet amat, sebut aja mas adit. Gue agak ga enak si soalnya belum kenal banget kan, tapi yaudahlah malam itu kita bertujuh tidur dengan nyenyak. Paginya, rumah mas adit udah cukup rame karena titik kumpul emang di rumah itu. Gue masih rebahan dan belom mandi, kebangetan.

Jam 8 kita bersiap, sarapan dan packing ulang barang-barang. Gue sangat bahagia karena tas gue dituker dengan tas yang lebih kecil. Udah gitu, gada botol minumnya. Ya allah baru kali ini gue ndaki ga bawa tas berat, gue bersyukur bet punya temen segitu baiknya bawain barang-barang orang lain!
Baru kali ini juga gue sengaja pinjem barang-barang temen, sengaja pinjem kerir temen yang lebih kecil (kerir gue lagi istirahat di kamar), sekalian pinjem sarung tangan (karena sarung tangan w ilang di merbabu), ama pinjem headlamp (headlamp gue ga terlalu terang). Santai sih, temen gue baik banget soalnya minjemin cuma-cuma.

Oiya, pendakian ini bakal rame banget, sekitar 23 orang yang ikut (ada adek kecil umur 5 tahun). Ini fotonya (gausah cari gw! gabakal nemu)

udah kaya mo demo di gunung :)
Kita motoran untuk sampe ke basecamp candi ceto, kurang lebih memakan waktu 1 jam.
Mulai treking jam 1 siang setelah kami semua makan siang dan sholat di basecamp candi ceto. Setelah berdoa bersama, kami jalan menuju pos 1. Seperti biasa, gue di belakang. Gue pejalan santai dan menikmati perjalanan. Ngamau cepet-cepet *halah bilang aja capek sering berenti!

Wkwk

Menjelang maghrib kita sampai di pos air sebelum pos 3, lama juga ya gais :)
Istirahat sebentar, minum, ngemil, kemudian lanjut ke pos 3. Gue ambil headlamp karena udah mulai gelap. Gue lagi-lagi paling belakang, sebelum jalan salah satu temen gue (gatau namanya) kakinya keseleo. Tapi alhamdulillah bisa diatasi dan gue membantu dia berdiri buat melanjutkan perjalanan. Disaat yang sama si topik teriak dari atas sana "oee daaaaappp"
"yoo bentar" balas gue, gatau apa yang terjadi diatas sana.

Ternyata, temen gue dari jogja (suci) udah senderan di tanah, dengan mata tertutup. Gue panik dong, Ari (temen dari jogja juga) berusaha mensugesti suci biar tetep bisa diajak ngobrol. Emang si sejak dari pos 2 si suci ini kek udah capek banget mukanya. Gue dan temen-temen lain sekitar berlima ngerubungin suci, ngeluarin p3k milik Ari, ampe kasih oksigen juga. Pokoknya mah ngebantu sebisanya, si topik inisiatif buat ndiriin tenda di pos 3 yang tinggal beberapa langkah lagi. Usul itu disetujuin.
Gue dan yuda (temen dari jogja) berusaha memapah suci buat sampe ke pos 3 biar bisa istirahat. Asli dah capek cuy, kaki gue sampe kram, dua kali kram malah. Gabisa gerak. Kacau.

Sambil nunggu temen-temen cowok bangun tenda, gue diem. Pokoknya mah diem aja.
Ampe 2 tenda jadi, gue minta bantuan ke temen-temen lain buat angkat suci masuk tenda. Abis tu, gue diminta buat minuman anget-anget. Oke. Gue gercep.
"Kamu mau disini atau ikut lanjut ke gupak menjangan dap?"
Gue bingung ditanya gitu, ada 3 orang keknya yang nanya begitu ke gue.
"Baiknya gimana?"
"Ya terserah kamu"
"Hmmm"
gue berfikir bahwa, rombongan jogja ini gue yang bawa. Masa iya, gue ninggalin mereka. Tapiii, disisi lain gue pengen lanjut (walaupun ga yakin bisa cepet sampe area camp, karena gue lemah nanjak malem). Setelah topik bilang "daaap, kakimu belum baikan kan, sini aja dulu"
Oke, gue netep di pos 3 bareng rombongan gue. Bertujuh. Gue, topik, yuda, ari, suci, sulpan, dan novry.

Malamnya, karena sangat lapar. Yang cowo-cowo masak, gue ama ari disuruh tidur dulu. Suci udah tidur duluan. Gue berkali-kali memastikan dah mateng apa belom, jawabannya belom.
Baiklah. Gue sholat di dalem tenda abis itu tidur. Baru juga merem bentar si topik teriak "DAAAPPPP"
Astagaa, baru merem ini gue. Tapi laper. "Woeeey" gue menanggapi "dah mateng?"
Kata mereka "sini aja"
Gue bangunin ari, "mau makan ga ri?"
"ayo mba"

Kita di tenda sebelah, makan mie ama nasi kurang lembut dengan alas plastik kresek hitam dan putih. Jujur menderita sekali pendakian kali ini. Kita semua gada yang bawa snack atau apa gitu. Ya Rabb :')
Karena laper kita gada pilihan lain selain makan diatas kresek itu, kalo diinget kocak juga cuy. Masih laper ampe pagi wkwk

lihaaat, sungguh nikmat bukan? :)
Setelah selesai makan dan ngobrol. gue dan ari masuk tenda, bersiap tidur. Jujur untuk gue akui, tidur ternyenyak gue di gunung ya di lawu itu. Gatau kenapa dah, gada gangguan apapun. Jam setengah 5 gue udah melek, tapi baru keluar tenda jam 5an, cuci muka dan sikat gigi trus masuk tenda lagi buat sholat subuh. Lawu pas itu gak terlalu dingin, normal lah, tapi tetep dingin. Gue masak mie dan nyeduh energen bareng yuda dan sulpan. Topik belom bangun. Yang lain dah bangun tapi belom keluar tenda.

Oiya lupa gue, si anak 5 tahun dan bapaknya itu juga ngecamp di pos 3.

Ketika kita bersiap buat ke puncak yang cukup jauh itu. Si bapak dan anak 5 tahun ini memutuskan untuk ikut juga. Semua alat kita tinggal kecuali barang-barang penting kaya jaket, air minum, hape, kamera, dan dompet. Dikumpul di satu tas.

Setelah berdoa, kita mulai nanjak pukul setengah 7 pagi. Dari pos 3 ke pos 4 emang cukup curam jalurnya, nanjak terus tapi masih ada bonus dikit. Tiba-tiba suci berhenti dan gak kuat. Tidak memaksakan, daripada ada apa-apa nanti suci ditemani sulpan kembali ke pos 3. Yang lain, tetap lanjut untuk ke puncak. Tujuan sebenarnya sih cari makan. Karena jujur, kita laper.

Di pos 4 kita istirahat cukup lama, ngobrol ringan, lanjut jalan lagii. Kita sampe gupak menjangan sebelum pos 5 sekitar jam 9. Ngisi perut dikit di rombongan solo yang tadi malam melanjutkan perjalanan dan ngecamp disana. Karena, mereka punya cukup banyak persediaan makanan, jadi tujuan pertama untuk keatas adalah makan dikit disini. Setelah itu, lanjut lagii untuk ke puncak bareng rombongan solo.
Jaket gue tinggal (sengaja) tapi gue malah dapet apes diatas, gue kedinginan. Bener kata bang dzawin ketika kemaren gue liat vlognya. Kata dia
"pokoknya jaket jangan lupa dibawa ke puncak, harus bawa, karena kita gatau gimana kondisi nanti, bisa hujan, bisa badai, angin kenceng, intinya bawa aja"
Hmm. Gue gamau mengulangi itu lagi.

Selepas pos 5, kita disuguhi padang sabana yang memanjakan mata. Indah banget cuy masya allah. rombongan terpisah agak jauh, jadi dua rombongan. Tapi masing-masing rombongan itu ada yang bawa ht. Jadi masih bisa buat komunikasi biar kepisahnya ga terlalu jauh, jalurnya banyak bonus sedikit nanjak, yaa enaklah. Ga kerasa capek soalnya pemandangan sabana itu bener bener bikin lupa ama capek.
Santai sih gue jalannya mah. Kadang di belakang, kadang di tengah, tapi ga pernah di depan hehe :)

cantik kan gwa
Sampailah kita di pos pasar setan, eh pasar dieng maksudnya. Kita berhenti, area itu cukup terbuka, isinya bebatuan dan pepohonan yang gak terlalu tinggi, yaa tingginya seukuran orang dewasa lah. Tugu puncak hargo dumilah juga keliatan dari pos ini. Kecil. Sejauh mata memandang.

Tiba-tiba pas gue baru sampe situ, temen gue bilang "fa, fotoin"
Oke bosque

lihaaatlah gembel gembel kurang pangan ini wqwq
Sampe di warung mbok yem daerah hargo dalem. Kita masuk, gue pesen es teh tapi gada. Yasudahlah, pesen teh anget. Airnya masih direbus. Akhirnya kita diluar ngemil jajan punya mas-mas (lupa gue namanya). Trus mampir warung sebelah mbok yem, pesen nasi pecel dan teh anget disana (lagi-lagi es teh gada gais) padahal pengen bat neguk es teh.
Setelah mengisi tenaga, kita lanjut nanjak bukit buat ke puncak hargo dumilah. Mantap gak capek gue. Soalnya bawaan gue mah seneng-seneng aja sambil ngobrol.

Tepat pukul setengah satu siang, gue sampe di puncak hargo dumilah gunung lawu 3265 mdpl. Alhamdulillah alhamdulillah akhirnya sampe puncak juga. Si adek kecil juga sampe puncak dong, salut gue.
Angin diatas kenceng banget, gabawa jaket gue. Dingin banget. Tapi, alhamdulillahnya salah satu temen gue baik hati meminjamkan jaketnya.
Setelah puas berfoto ria, kita turun. Lagi-lagi gue ikut rombongan belakang. Gapapa. Sudah gue bilang, gue pejalan santai. Gasuka yang terburu-buru. wqwq
Sampe warung tempat tadi kita makan, kita berhenti beli nasi pecel buat sulpan dan suci. Kasian mereka ditinggal lama gada makanan :(

Ampe pos camp daerah gupak menjangan sekitar jam setengah 4 sore.
Sebelum sampe situ, gue, topik, yuda, dan novry ngetawain ari yang tiba tiba kek ayam ditepungin HAHAHA. Ngakak banget cuy asli dah. Jadi ceritanya, ari ngikutin gue turun lewat jalur yang curam, padahal ada jalur yang bersahabat buat turun wqwq, gue turun pelan. Ari dari belakang dah panik sambil teriak "mba dafffff aaaaaaakk"
BUGHH.
Dia lari doong ke bawah terus kesandung, nyium debu ampe sebadan badannya penuh debu, gue langsung cepet kebawah, yuda topik ama novry dah bantuin ari buat telentang gak tengkurap lagi. Awalnya panik, takut ari kenapa napa. Tapi abis itu kita malah ketawa ngakak banget ampe sakit perut gegara tingkah ari. habislah kau arii, dibully oleh manusia-manusia kaya kita HAHAHA.

Tapi gaes, ada hal yang lebih memalukan daripada itu.
Gue malu banget asli dah, sekarang giliran gue yang kena. Mungkin karma itu emang benar adanya. Langsung kejadian. Kualat gue gegara ngetawain ari. Pas di area camp rombongan solo, gue ditawarin buat makan sop. Oke gue ngedeketin sop di depan tenda yang lagi dipanasin itu. Gue lagi minta mangkuk ama sendok ke temen gue. Lah tiba-tiba sop sepanci guedeee itu tumpah doong. Asli gue pucet kaget banget kenapa bisa tumpah dan gue lagi di depan panci itu. Gue gak ngerasa nyenggol sama sekali, sop itu tumpah aja.
BAYANGIN, SOP SEPANCI TUMPAH TU RASA BERSALAH DAN MALUNYA TU GIMANAAA

Habislah gue dibully temen rombongan jogja, gue lalu minta maap ke salah satu mas-mas disitu. "aduh maaf mass, saya gasengaja, ga enak deh beneran"
"gapapa santai aja mbak haha"
tetep aja sesantai-santainya gue tetep ngerasa ga enak.

Pas sampe di pos 3 buat packing. Apa yang terjadi?
HABIS GUE DIBULLY SULPAN, YUDA, TOPIK AMA NOVRY.
Gue ama ari terus terusan dibully bahkan sampe beberapa hari kedepan
Tapi ngakak siiihh hahaha, namanya juga momen langka.

***
Setelah packing kelar. Jam setengah 6 sore, kita melanjutkan perjalanan buat turun. Bersembilan (karena bapak+anak) ikut dengan kita. Setelah semua barang masuk tas, kita berdoa bersama. 
Di perjalanan turun, hari mulai gelap. Ga semua bawa headlamp atau senter. Jadi terpaksa cowo yang bawa headlamp untuk menerangi jalan kita-kita yang cewe.
Tas gue dipaksa buat dibawain ama si cowo-cowo, kita bertiga yang cewe-cewe turun tanpa bawa tas. Gue masih kuat sebenernya, tapi dipaksa sulpan biar tas gue dibawa yuda.
"Biar jalannya cepet dap, gak kayak pinguin gitu" asem pan -_-
Yaudah kan malah enak wkwkwk.
Dan kalian the real friends guys, baik bangett terharuu :"

Oiya, selain kita banyak bercanda, ada beberapa kejadian aneh di perjalanan turun itu. 
tapi ngamau gue ceritain disini lah, mending gue cerita personal kalo kalian pengen tau haha.
Gue ga takut sih, malah seru kan walaupun merinding dikit. 
Sampai basecamp jam 8 malem, sambil nunggu rombongan terakhir dari solo, kita makan di warung bc itu. Bersih-bersih badan juga, trus ngobrol ketawa ngakak ampe kena marah ibu-ibu basecamp wqwq :( 

Perjalanan pulang sekitar jam 12 malam ke daerah jaten tempat gue dan kawan kawan menumpang tidur. Beberapa pulang ke rumah, beberapa lagi tinggal untuk pulang keesokan paginya, seperti kita yang akan balik ke jogja besok pagi kereta jam 5. Gue cuma tidur setengah jam dini hari itu, trus bangunin yang lain. Kita udah bersiap, pamit ke empunya rumah, berterima kasih banyak, dan meminta maaf, lalu kita meninggalkan rumah itu. Ya apa daya, perjalanan rumah-stasiun sekitar 20 menit. Kita telat, gegara gocarnya lama bet ngejemputnya. Akhirnya, kita beli tiket lagi dengan waktu paling dekat. Karena, topik ujian jam 8 pagi senin itu. Dan gue juga ujian jam 10 pagi di senin itu pula. 

Pesan moral dari seluruh cerita panjang lebar ini adalah.
Jangan numpahin sop buat sekampung! Jangan lupa bawa jajan ke gunung!
eh bukan deng
pokoknya dimanapun gunung yang kalian pijak, bersikap bijaklah. 
Hati-hati, siapkan fisik dan mental yang kuat. Karena ke gunung itu bukan piknik, tapi lebih ke bagaimana kesiapan diri menghadapi banyaknya rintangan. Pokoknya mah jangan takut. Insya Allah, Allah selalu jaga kita dimanapun kapanpun :)

Ya pokoknya gitulah, bingung nulis apaan lagi. Kayaknya baru di cerita gunung ini yang gue ceritain panjang lebar. Saking berkesannya
Udah yaa, sekian. Semoga bermanfaat. Gue mau nonton vlog abangqu dulu, bang dzawin. Hehe. Bye :)

Oiya, ini kita bertujuh. Baru kenal, tapi udah saling sayang ehe

Terimakasih Lawu, 27-28 Juli 2019 :)








[Continue reading...]

August 13, 2019

Tentang Mendaki Gunung

- 2 komentar
Lama gak nulis, sempet mogok buat nulis di media sosial manapun, sempet menutup diri dari dunia maya, jadi jangan heran kalo tulisannya makin berantakan. Hehe paansi malah curhat :v

Tapi gapapa, namanya juga belajar memaknai kehidupan.

Okelah, disini gue mau sedikit mengungkapkan apa yang selama ini gue pendam. Sesuatu yang sudah lama ingin gue tulis, menjawab pertanyaan dari banyak teman (yang belum pernah ndaki gunung) yang bagi gue itu sulit untuk dijelaskan.Tentang 'kenapasih mendaki gunung?' 'kok bisa sih suka ndaki?' atau 'buat apasih ndaki gunung?' 'ga takut banyak hantu di gunung?'

Bingung gue kalo ditanya begitu. Sumpah. 
Paling cuma gue jawab dengan alasan klasik, yang setiap orang gue jawab dengan jawaban yang berbeda. Paling gini,

'Yaa, karena enak aja seger diatas ga sumpek banyak drama kek disini'

'Gimana yaaa, aku pengen dapet jodoh yang suka ndaki gunung juga' (ini serius!) wkwk

'Ngilangin penat, ngilangin stress, biar ga gabut aja di kosan'

'aku suka karena aku menikmati, trus kecanduan'

dan masih banyak jawaban lainnya.

Kenapa gue jawab begitu, karena kalo gue jelasin panjang kali lebar kali tinggi ke mereka yang belum pernah ndaki gunung mereka ga akan benar-benar paham dengan apa yang gue rasakan selama mendaki. Mau gue ceritain sedetail apapun juga paling jawabannya cuma 'oh' atau 'hmm gitu' atau malah kadang ngasih saran buat gausah ndaki lagi. Oke fine gue males. Sama aja kaya, lo suka ama orang, cinta mati banget padahal orang yang lo suka itu udah nyakitin lo berkali-kali, tapi lo tetep mau ama dia, tetep sayang ama dia. Ketika temen lo nyuruh buat 'udahlah ngapain sih masih suka ama tu orang, kasian lo' oke mungkin maksud mereka baik, tapi mereka gak akan benar-benar paham dengan apa yang lo rasakan kan. Mau lo kasih alasan segunungpun mereka gak akan benar-benar ngerti.

Gunung tidak pernah mengecewakan. Yang mengecewakan itu kalo berharap ama dia #loh
Karena yang gue tau, alam benar-benar tidak pernah sedikitpun membuat kecewa penikmatnya. 

Ya seperti itulah kiranya ketika gue ditanya perihal mendaki. Ga akan pernah bisa paham kalo gak ngerasain sendiri, dan rasa itu benar-benar sulit untuk dijelaskan.Kalo gue ditanya begitu ama yang udah naik gunung malah gue bisa berekspresi lebih untuk bercerita, karena gue yakin dia juga sudah merasakan sensasi di gunung itu seperti apa. Otomatis nyambung lah kalo cerita. 

Setiap gunung yang gue daki selalu memberikan pelajaran buat ga meremehkan hal sekecil apapun itu. Contohnya kaya di gunung lawu dua minggu yang lalu, gue sengaja gak bawa logistik pribadi kaya jajan, cemilan, roti, atau apa. Karena gue pikir, 'ah paling gak kemakan kaya pas di gunung kembang atau merbabu, dah berat bawa tapi ga kemakan' 'ah kan dah ada rombongan yang bawa logistik makanan banyak, jadi aman lah kalo gue ga bawa mah' 
tapi alam memang gabisa disepelekan. rombongan gue dan rombongan satunya (yang bawa logistik banyak) harus berpisah, karena salah satu dari rombongan gue ada yang udah ga kuat ngelanjutin ke area camp (daerah gupak menjangan). Maka, rombongan gue memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 3 dengan persediaan logistik yang sangat minim. Cuma mie goreng dan beras :)
Bayangin lah bertujuh makan mie goreng ama nasi gak mateng tu sekenyang apa. Ga kenyang samsek, dan dari kitapun gada yang bawa snack atau cemilan apa gitu. Astaghfirullah :')

Trus pas menuju puncak lawu keesokan paginya, jaket gunung gue tinggal di tenda temen temen rombongan yang camp di daerah gupak menjangan. Karena gue pikir lawu ni lagi gak dingin, maksudnya hawanya biasa aja. Tapi ternyata gue salah ketika gue sampe di puncak hargo dumilah. Angin kenceng banget cuy, dingin banget asli dah. Gue nyesel ga bawa jaket. Tapi alhamdulillah temen gue baik hati meminjamkan jaketnya buat gue pake :)

Pas gue di rumah curhat ama abang gue, respon dia "makanya jangan ngeremehin gunung!"
gue nyolot jawab "ya tapi kan emang hawanya panas pas itu" dia lagi-lagi bilang "ya itu sama aja namanya ngeremehin" 
Oke baiklah, gue jadi dapet pelajaran dari sana, gunung itu gabisa diremehin sekecil apapun. Gue yang sebelum-sebelumnya emang selalu lengkap sih bawanya, apapun gue bawa yang sekiranya dibutuhin. Baru kali ini aja ngeremehin dan langsung kena apesnya :)

Kalo urusan kenangan jangan ditanya lah ya, kenangan di gunung bareng temen-temen itu sesuatu banget. Disana gue bisa tau mana yang beneran temen mana yang engga. Mana yang cuma caper di gunung mana yang beneran sayang #eh 

Intinya, dah jangan kebanyakan nanya kenapa suka naik gunung, tapi rasakan sendiri sensasinya dan jangan salahkan siapapun kalau kamu malah kecanduan buat naik ke gunung-gunung lainnya. Kenapa? Soalnya gue korban haha, gue korban dari temen gue yang ngajak pertama kalinya buat ke gunung. Setelah itu gue candu, kecanduan parah, ga kapok padahal kalo dibilang capek ya emang capek, banget malah. Tapi nikmat capeknya. Ga percaya? Coba aja.

loc : basecamp gunung kembang via blembem
Maap kalo absurd tulisannya, maklum baru belajar nulis hehe :)



[Continue reading...]

May 22, 2019

Saring Sebelum Sharing

- 1 komentar
Tadi siang gue kuliah sengaja ga bawa hape karena gue charge, pulang kuliah bakda ashar langsung cek hape. Gue heran kenapa gada notif whatsapp sama sekali, gue berkali-kali restart hape, perasaan wifinya lancar-lancar aja buat bales chat di line, pake data seluler juga bisa buat buka instagram. Tapi kenapa whatsapp gue gabisaaaaa
Gue pikir, hape gue sudah meronta-ronta ingin diganti yang baru 
Gue pikir, kuota gue abis dan wifi kosan gue error sampe gabisa buat nerima pesan
Gue pikir, ini buat buka instagram lumayan lancar juga, tapi kenapa whatsapp tetep gabisaaa aakkk kzl gue

Tapi ternyata

Sosmed down, katanya sengaja dibatasi oleh pemerintah biar orang-orang ga nyebar berita hoax dari mulai broadcast, foto, sampai video. Pastinya karena konflik yang terjadi di jakarta kemaren itu. Dan whatsapp mungkin dianggap media paling simpel dan mudah buat forward berita atau apapun itu. Makanya sengaja dibatasi oleh pemerintah dan dibuat down.
Untung ada vpn, whatsapp-an lancar, jaya, sentosa :p

Berbicara tentang sosmed yang katanya sudah menjadi bagian dari setengah jiwa manusia, yang kalo ga buka sosmed sejam aja berasa ga hidup, yang kalo ga komen di postingan orang berasa ada yang kurang, yang kalo jauh dari sosmed udah kaya kehilangan separuh jiwa. Berbicara tentang sosmed ga jauh jauh dari istilah chat, posting, forward, komen, upload, story, dan lain sebagainya. Begitu menyenangkan, apalagi chat ama doi yekan.

Tapi, kalian sadar ga sih kalo sekarang sosial media lebih sering menjadi ajang mengadu domba, menjadi ladang sindir menyindir bahkan saling menjatuhkan, banyak orang yang menyuarakan opini dengan kalimat-kalimat yang gak baek, berkata kasar sampai menyakiti orang lain. Sadar gak sih, kalo hal-hal seperti itu yang seharusnya kita hindari malah kita senang mengikuti bahkan melakukannya?

Yaaa moga aja kita terhindar dari perbuatan seperti itu
dan terhindar dari orang-orang yang melakukan hal itu

Kalo boleh jujur, gue jengkel banget sama orang yang dikit-dikit menyuarakan opininya dengan cara yang salah, gak pake filter kata-kata. Lepasss semua dah itu hewan hewan kebon binatang. Bahasa yang dipake itu ga semestinya dipake. Apalagi sampe di share di media yang siapapun bisa baca. Sekalinya ga sesuai ama keyakinan, ga suka, ga berkenan, kudu ngebacot, kudu memperjuangkan pendapat. Ya itu boleh boleh aja, yang gaboleh itu kalo nyebarinnya pake emosi, pake ngagass, pake kata-kata kotor. Itu sama aja udah nyebarin energi negatif ke orang banyak. Aduh itu gak banget apalagi kalo dilakukan oleh orang berpendidikan yang seharusnya ngerti 'norma' dan 'sopan santun'. 

Beropini, oke boleh. Sangat boleh bahkan.
Tapi beropini juga ada etikanya. 
Ga habis pikir dah gue ama orang-orang yang gak paham gimana cara main sosmed yang baik. 

Laaah emang gimana cara yang baik? Emang lo udah baik? Sok sokan aja lo ngatur hidup gue, itu kan sosmed sosmed gue, ngapa lo yang ribet sih

Ya gue emang bukan orang yang baik juga, tapi setidaknya gue berusaha buat jadi orang baik yang gak nyebarin negative vibes ke orang lain khususnya di sosmed. Kalian pasti taulah gimana dampak dari negative vibes yang ditimbulin, orang jadi terpengaruh negatifnya, orang jadi ikut-ikutan jeleknya, orang jadi ikutan emosi karena terpengaruh opini yang diberikan. Intinya, orang jadi punya energi negatif cuma karena baca postingan yang gak harusnya di share itu. Ngerti kan, kalo pengaruhnya gampang banget nular, bisa ganggu psikis orang lain juga bahkan.

Gue juga lagi berusaha kok, buat posting hal-hal yang baik aja. Yang bikin hidup tetep enjoy dan gak bikin masalah di sosmed. Karena gue juga mulai paham, sosmed ini sekarang emang kurang sehat kalo dikonsumsi keseringan. 

Gue pernah merasakan ketika baca postingan yang 'gak banget' buat diposting, isinya menjelek-jelekkan pihak lain, bahkan mungkin karena saking ga terimanya, postingan itu banyak kata-kata kotor sekaligus kasarnya dan terkesan menjatuhkan. Gue sampe emosi sendiri bacanya, sampe kepikiran ama isi postingannya, trus gue mikir 'ini parah sih, gue sampe kebawa pikiran, kalo ga setuju yaudah dibawa enjoy aja gitu loh hidupnya, gausah dibikin ribet kek begitu, gausah pake keluar kata-kata kotornya, ga banget' lalu demi menjaga kesehatan mental gue, pada akhirnya gue nge-mute akun tersebut, soalnya kalo ngeblokir gue ga tega juga hehe. 

Oiya gue tadi pagi baca salah satu story instagram temen gue, dia cuma nulis 'SARING SEBELUM SHARING' 
cukup menggelitik dan menjadi pengingat yang mudah diingat
salah satu alasan gue nulis ini ya karena kata-kata itu, Saring sebelum Sharing. Betapa banyak penduduk bumi indonesia sekarang yang ga merhatiin 'saring' sebelum 'sharing'. Pokoknya mah asal post aja, asal share aja, asal forward aja. Ga peduli orang mau gimana nanggepinnya, yang penting gue puas.

Alangkah baiknya kita jadi pengguna sosmed yang bijak, menyaring berita, menyaring kata-kata, sebelum dishare ke orang banyak di media sosial. Gausah jadi orang yang sok paling tau dan merasa paling benar, orang lain ga butuh itu. Cukup share atau post yang baek-baek aja. Inget, bagaimana kamu bersosmed, itulah yang orang pikirkan tentang kamu :)

Oiya, titip doa buat Indonesia.
Ya, indonesia sedang sakit, sedang tidak baik-baik saja. Kita doakan, doakan selalu. Semoga lekas sembuh indonesiaku!
bonus poto masque (lawu, 2015)
soalnya aq blm perna poto pake bendera merah putih ehe :)


[Continue reading...]

May 20, 2019

Udah Ngapain Aja?

- 0 komentar
Ini tulisan pertama di bulan ramadhan yang gue publish, sebenernya udah numpuk tulisan-tulisan gue yang lain, cuma masalahnya mereka ga ada satupun yang selesai. Jadii, yasudahlah biarkan mereka berdiam di draft draft blog ini. Lalu, di lain waktu semoga mood untuk melanjutkan

Jadi, gimana bulan ramadhan kali ini? ngerasa lebih baik dari ramadhan tahun lalu atau sebaliknya, tambah buruk? Udah setengahnya kita lewati, udah dapet apa aja? udah khatam belom tilawahnya? ngajinya tambah kenceng atau makin mengendur? target muroja'ah apa kabar? baik baik aja atau lagi sakit?
Barangkali itulah yang setiap hari jadi pikiran gue, rasa-rasanya kacau gitu. Hati gue selalu bilang
'pokoknya hari ini ngaji 5 juz' 
'apa susahnya sih duduk bentar dua setengah jam buat ngaji 5 juz'
'apa susahnya sih ngaji sejuz abis sholat lima waktu'
'yaudahlah kalo gak 5 juz, sedikit sedikitnya 3 juz atau 2 juz wes'
'gosah pegang hape sering-sering lah, gada yang chat juga' :(

Tapi, raga gue bekerja tidak sesuai dengan apa yang hati gue bilang --"
yang ada, raga gue bekerja sesuai pikiran gue
'ah ngaji 2 juz udah cukup ah, mau nugas nih'
'ntaran aja deh ngajinya, ngantuk'

atau abis tarawih, hati udah mantap buat ngaji
tapi lagi-lagi, ia kalah
yang ada malah
'laper, cari jajan dulu ah'
'hmm ada rapat, yaudahlah gajadi lanjut ngaji'
'wah tugas numpuk, nugas dulu ah'

atau kadang kalo lagi nunggu dosen masuk kelas, pengen gitu bisa buka qur'an
tapi lagi-lagi, ia kalah
yang ada malah
'diajak ngobrol nih, ga enak masa tiba-tiba buka qur'an'
'aduh kalo ngaji, pasti dikira sok alim nih'

 Astaghfirullah miris ya ngaca diri sendiri tuh :'(
setan terbelenggu, tapi nyatanya susah untuk keluar dari hawa nafsu

Sisa setengah bulan lagi di bulan berberkah ini, mau ngapain aja? setelah dua pekan terlewati berasa belum ngapa-ngapain, mari merapat. Kita kencangkan lagi tekad kita, pastikan jangan sampai mengendur. Ada banyak hal yang bernilai kebaikan yang bisa kita lakukan dan banyak cara untuk melakukannya, sedekah, infaq, sholat sunnah, ngaji, ngajar ngaji, nolong orang, traktir makan temen, dan masih banyak lagi. Pokoknya maksimalin apa yang bisa kita lakukan di bulan penuh berkah ini. Jangan mager (kaya gue hehe)

Yok bismillah, semoga ramadhan kali ini menjadi berkah untuk kita semua. Puasa jangan jadi alasan buat males-malesan, jangan jadi alasan buat tidur-tiduran teros di kasur. Pokoknya mah jangan sampe nyesel di akhir nanti kalo ramadhan ini ga dapet apa-apa.
Semangat ya, kamu!


*tulisan ini sebenernya khusus untuk pengingat pribadi, tapi gada salahnya kan untuk membagikannya juga pada kalian :)

bonus poto : mt sumbing dari mt kembang
abis lebaran gass lah yok :))

[Continue reading...]
 
Copyright © . Daffa's Journal - Posts · Comments
Daffa Najati -Mahasiswi Ilmu Komunikasi ·