November 17, 2021
November Rain
November 13, 2021
5 Hari 4 Malam bersama Rinjani Part I
Bulan Juni lalu, tepat di tanggal 16. Aku terbang ke Lombok dari Surabaya, seorang diri. Tujuan utama aku ke lombok itu buat ndaki gunung. Ya, atap NTB. Gunung Rinjani, yang ada di ketinggian 3.726 mdpl. Rencana ini sudah diniatkan sejak tahun lalu bersama kawan-kawan sependakianku, tapi baru bisa terlaksana di tahun ini, dan sedihnya beberapa dari mereka mendadak gabisa ikut terbang ke Lombok karena ada beberapa hal yang gabisa ditinggal. Makanya, aku terbang sendiri kesana. Dan di Lombok, aku punya 2 kawan sependakian untuk direpotkan selama kurang lebih 3 minggu hahaha.
Pengalaman naik gunung rinjani bakal jadi cerita yang gapernah bisa kulupakan, sampai kapanpun. 5 hari 4 malam merupakan rekor terlamaku sejauh ini aku menjelajah gunung. Ga mudah, tapi aku bisa berhasil mencapai puncak atap tertinggi NTB yang sekaligus termasuk salah satu Seven Summits Indonesia, puncak tertinggi di Indonesia.
Kami beranggotakan 8 orang dalam satu tim. 2 perempuan dan 6 laki-laki. Ya, lagi-lagi aku jadi yang termuda diantara mereka, tapi justru itu sangat membantuku. Sebenarnya, aku belum sepenuhnya mengenal mereka, karena beberapa orang baru kutemui ketika aku sampai di Lombok. Tapi tak apa, nanti juga bakal kenal dan bakal jadi teman.
Kami naik lewat jalur Sembalun dan turun jalur Torean. Lintas jalur, sekalian menjelajah semua yang ada di rinjani, dari mulai puncak, danau segara anak, goa susu, sumber air panas, dan juga air terjun. Kami datangi semua itu. Pegelnya jangan ditanya, lutut berasa copot di hari ketiga.
Tepat tanggal 21 Juni 2021, senin sore. Kami berangkat diantar papuk (kakek) dari salah satu rekan pendakianku naik mobil pick up. Semua perlengkapan sudah kami siapkan dari jauh-jauh hari, logistik, perlengkapan pribadi, dan perlengkapan tim. Mengingat gunung yang akan didaki adalah rinjani, kami harus lebih matang mempersiapkan semua hal, apalagi ga nyewa porter. Jadi semua persiapan dan perlengkapan murni dari kita harus benar-benar lengkap.
Oke lesgoo, kami berangkat dari Pemenang, Lombok Utara menuju Sembalun, Lombok Timur. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam lamanya. Kami sampai tepat adzan maghrib berkumandang. Segera kami menaruh carrier di gazebo resort sembalun, yang disayangkan dari resort ini adalah tidak menyediakan tempat untuk bermalam di dalam ruangan. Jadi mau gamau kami bermalam di gazebo-gazebo yang ada disana. GILAK! DINGIN BANGET TIDUR DI GAZEBO TERBUKA BEGITU. dan aku ga berhasil tidur nyenyak di gazebo terbuka itu, berkali-kali kebangun karena dinginnya melebihi dingin di gunung aslinya. Padahal udah pake kaos kaki double, jaket, dan sleeping bag, tapi tetep aja dinginnya nembus to the bone.
Akhirnya pagi tiba, beberapa kawan cari sarapan di warung-warung dekat resort, beberapa yang lain mengemas kembali barang-barang bawaan, aku ikut bantu bikin kopi & susu. Buat anget-anget. Setelah sarapan, kami registrasi. Dan kami beranjak dari resort ke gerbang pendakian naik mobil pick up, karena kalo jalan kaki. Jauh boss.
nah ini poto sebelum naik pick up, tu keliatan kan gazebo-gazebo tempat kita tidur |
Sampe gerbang, kami berdoa dulu. Bareng-bareng. Agar pendakian ini lancar dan bisa kembali dengan selamat. Kami punya yel-yel kocak gajelas dan gabisa ditulis, jadi lanjuttt. Kami mulai jalan beriringan. Tapi baru 15 menit jalan agak nanjak, tiba-tiba kepalaku kliyengan, pusing, gabisa atur napas, mungkin karena efek aku lagi datang bulan, atau tadi malem kurang istirahat, atau karena udah setaun lamanya aku ga ndaki gunung karena pandemi. Entah. Tapi rasanya pas itu bener-bener aku kaya ga sanggup buat lanjut dan pengen balik ke rumah temen. Aku akhirnya ngasih tau ke 2 temenku, Sulfan & Yuda, kalau aku tiba-tiba pengen pingsan karena bener-bener sepusing itu. Kami berhenti. Beberapa yang lain udah lanjut di depan. Untungnya mereka berdua bisa ngerti dan aku tau mereka khawatir. Disisi lain aku juga gamau ngerepotin mereka dengan kondisiku yang begini. Akhirnya, karena deket situ ada tukang ojek. Aku disuruh naik ojek aja sampe pos 2 daripada aku balik ke rumah. Oke, aku iyain saran mereka.
Untuk sampe di pos 2 dengan ojek, kira-kira butuh waktu sekitar 20-30 menit. Agak serem si soalnya yaa taulah jalur gunung gimana dan pake motor ojek. Tarifnya 100rb, gapapalah itung-itung bantu perekonomian warga yekan.
Sampe di pos 2, aku cari gazebo buat istirahat dan naruh 2 tas keril yang dibawa pake ojek. Aku tidur di gazebo itu sambil nunggu temen-temen lain yang jalan dari gerbang sampe pos 2. Di pos itu, ada banyak pendaki yang datang dan pergi, karena pos itu lumayan luas dan masih ada orang jualan cilok. Sinyal 4G juga masih nyangkut di pos 2. Jadi rame. Beberapa saat kemudian, aku kebangun gegara Mba Ria, naik ojek juga. Haha. Cewe-cewe pada naik ojek nih.
Sekitar jam 11an, satu persatu rekan pendakian sampe di pos 2. Kondisiku berangsur membaik setelah tidur lumayan lama. Kami berkumpul dan cari sumber air di dekat pos buat wudhu dan buang air kecil. Selepas ngemil & sholat dhuhur, kami melanjutkan perjalanan ke pos 3. Kabut mulai turun, yang tadinya cerah jadi mendung. Tapi kami tetap melanjutkan perjalanan. Jalur menuju pos 3 masih sabana luas dan terus nanjak, karena aku belum betul-betul fit, kadang tas kerilku dibawa Yuda atau Sulfan biar perjalanan jadi lebih cepat. Di perjalanan menuju pos 3 ini, tiba-tiba hujan cukup deras, kami segera memakai jas hujan dan tetap melanjutkan perjalanan meski basah-basahan.
Sampai di pos 3 sekitar jam 15.14 WITA. Disana ada bangunan beratap yang setidaknya bisa untuk berlindung kalau-kalau hujan turun lagi. Beberapa tas keril basah kuyup yang artinya, barang-barang didalamnya juga ikut basah, termasuk tenda dan baju ganti. Jadilah semua peralatan dikeluarkan dari tas biar bisa kering, kami jemur apa yang bisa dijemur. Niatnya, kami mau lanjut ke pos 4 dan plawangan di hari itu juga, tapi ada beberapa yang ga setuju termasuk aku. Karena aku paling gabisa buat perjalanan malam dan bisa aja hujan turun lagi, itu sangat beresiko. Akhirnya kami menginap semalam di pos 3, diantara tebing-tebing berbatu. Jadi cukup untuk bisa mendirikan tenda tanpa takut kena angin. Kami segera masak untuk makan malam dan bikin minuman-minuman panas buat ngangetin badan. Di pendakian ini, meski beberapa dari mereka baru kukenal, tapi aku bisa menyesuaikan diri, dan udah bisa bercandaan. Tapi yang bikin kesel adalah, mereka sering banget pake bahasa sasak yang aku ga ngerti sama sekali artinya. Huft.
Pagi tiba, hari kedua pendakian. Setelah sarapan kami mengemas barang dan melanjutkan perjalanan ke pos 4. Jam 09.20 WITA kami bergegas, dan sampai di pos 4 jam 10.30 WITA. Kami beristirahat sambil main sama monyet-monyet rinjani yang berkeliaran disitu.
ini poto di pos 4, alias sebelum naik ke 7 bukit penyesalan. bukit yang seakan gada abis-abisnya |
Setelah puas istirahat di pos 4, kami melanjutkan perjalanan ke Plawangan Sembalun, dimana itu adalah pos terakhir sebelum summit ke puncak. Kami memecah tim, biar ada yang sampe duluan dan bisa bangun tenda di plawangan. Sudah pasti aku di tim belakang wkwk, karena yaa.. meski kondisiku udah fit lagi aku tetep lambat dan banyak berhentinya. Gapapa lambat pelan-pelan penting nyampe, dan alhamdulillahnya rekan-rekanku sabarnya minta ampun haha. Setelah melalui bukit yang kaya gada abis-abisnya, kami akhirnya sampai di plawangan jam 14.00 WITA.
Karena plawangan ini luas banget sampe berbukit-bukit jadi banyak tempat strategis buat bangun tenda. Otomatis, plawangan ini rame. Karena banyak orang yang baru turun dari puncak, banyak yang baru sampe kaya kita, dan banyak juga orang yang mau turun ke danau atau turun ke resort sembalun.
Kami istirahat dan menuju ke tenda kami yang sudah dibangun sama tim depan. Tenda kami bener-bener diujung plawangan, dekat dengan jalur menuju punggungan dan summit. Danau segara anak juga keliatan dari tempat tenda kami, tapi karena udah sore dan ketutup kabut jadi yaah kami hanya menikmati apa yang bisa dinikmati disana. Tentu saja kita ngopi & ngemil sosis goreng sambil join api unggun rombongan lain. Ah nikmat banget rasanya ngopi di ketinggian.
karena gada yang motoin jadi timer aja pake kamera depan xixi |
Perjalanan di hari kedua bisa kami lewati dengan baik, malam hari kami tidur cepat. Karena jam 1 malam harus bangun bergegas dan bersiap untuk summit. Selamat tidur semua..
Sampai jumpa di part II :)
November 6, 2021
Nonton Anime Sebenernya Buat Apa?
Lagi iseng cek timeline twitter trus kebetulan ada question di menfess anime lewat, nama akunnya @animefess_ pertanyaannya kaya gini "kalian kalo nonton anime tuh anggepannya healing, gabut, atau cuma seru-seruan doang?"
Pertanyaan itu cukup menarik buat saya yang baru-baru ini gemar nonton anime dan kadang baca manga. Yaa, kurang lebih dua bulanan lah baru suka anime, dimana dalam dua bulanan itu saya sedang menjalani hidup yang sedang berat-beratnya, sedang diuji dengan berbagai keadaan yang tidak mengenakkan hati dan pikiran. Mungkin bisa dibilang nonton anime buat saya awalnya adalah sebagai pelarian dari hari-hari penat yang saya jalani. Menyenangkan, benar-benar menyenangkan. Padahal bisa dibilang, saya orang yang gasuka nonton film, series, drakor, atau anime sekalipun sebelumnya. paling gabisa diajak ngobrol soal film/drakor/anime karena emang gatau dan ga tertarik sama sekali sebelumnya. Tapi sekarang, anime jadi tontonan favorit saya setiap harinya, di sela-sela kesibukan saya sebagai mahasiswa akhir.
Nonton anime yang awalnya cuma jadi pelarian, sekarang menjadi teman yang menemani hari-hari saya. Anime membantu saya dalam proses healing yang sedang saya jalani. Ya, kalau ditanya nonton anime buat apa. Jawabannya buat healing. Bagi saya, proses menyembuhkan itu banyak caranya, salah satunya yaa nonton apa yang disuka, atau melakukan kegiatan yang bisa bikin bahagia. Karena anime bikin bahagia dan saya suka, maka itu salah satu cara saya untuk menjalani proses healing. Dan terbukti ampuh! Saya bisa jauh lebih bahagia sekarang.
Mungkin ada yang masih bertanya-tanya maksudnya healing gimana si, menyembuhkan apa, dan apa gunanya healing buat kita?
Sebenernya saya juga ga paham-paham banget makna healing yang sebenernya tu gimana, tapi dari asal katanya yang berarti penyembuhan, tentu ada sesuatu yang harus disembuhkan dalam diri kita. Mungkin ada banyak dari kita yang sedang mendapati tekanan dari kehidupan kita sehari-hari atau sedang mengalami gangguan kecemasan, stres, banyak pikiran, atau lelah melakukan kegiatan yang itu-itu saja dan tidak membuat bahagia. Tentu hal-hal tersebut gapernah bisa lepas dari kehidupan kita kan, fase itu akan terus ada, bahkan kalau kita berusaha pergi dari lingkaran itu, gaakan bisa benar-benar pergi. Karena fase itu udah melekat dengan diri kita, tentunya satu paket dengan jalan keluar yang membahagiakan.
Mungkin saja healing bisa menjadi fase netral antara tekanan dan kebahagiaan. fase pertengahan yang bisa membawa kita kembali ke tekanan atau bisa dapet kebahagiaan. Tergantung bagaimana kita menjalani proses healing itu kan? Contoh, saya suka nonton anime sebagai healing. Anime ini bisa merugikan saya dan membawa saya ke dalam tekanan lagi kalau saya gabisa bagi waktu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau bahkan bisa melalaikan saya dari kebiasaan-kebiasaan saya, seperti tugas-tugas saya telantarkan karena saya sibuk nonton anime. Alhasil saya bakal tambah tertekan karena waktu healing saya habiskan untuk nonton anime dan ga peduli dengan tanggung jawab diri sendiri.
Dan healing bisa saja bikin kita dapet kebahagiaan, contoh, saya suka nonton anime sebagai healing. Karena saya menjadikan kegiatan nonton anime sebagai reward untuk diri sendiri setelah melakukan suatu hal, atau menyelesaikan suatu progres. Nah sebagai proses sembuh dari kepenatan dan tekanan itu saya melakukan healing dengan cara saya sendiri. Healing juga bisa menjadi proses seseorang untuk mencharge energi positif dalam diri, bisa juga sebagai proses mengembalikan semangat, karena diri kita tentu butuh refresh yang membahagiakan bukan?
Masing-masing orang pasti punya cara tersendiri untuk healing. Ada orang yang healingnya pergi jalan-jalan, naik gunung, ada juga orang yang healingnya baca buku, tidur, nonton, atau menulis. Atau apapun caranya selama tidak merugikan orang lain dan diri sendiri ya lakukan saja.
Sekian!
Jangan lupa bahagia :))
bonus husbu-husbu saya xixixi |
April 25, 2020
Memaknai Corona dari Sudut Pandang Lain
Tenaga kesehatan yang berjuang di garda paling depan buat ngelawan corona, buat menyembuhkan pasien-pasien terdampak, mereka gabisa pulang ke rumah buat sekedar ketemu langsung anak-anaknya, ketemu orangtuanya, atau saudara-saudaranya. Mereka takut membawa penyakit bagi mereka. Betapa sedihnya.
Keadaan kaya gini gapernah terbayang di pikiran kita sebelumnya, tapi kita jadi tau, bahwa apapun bisa terjadi, tanpa aba-aba, tanpa persiapan yang matang. Tapi yakinlah, kalau Dia ga akan membebani manusia melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Yang itu artinya, kita semua diberi kesanggupan menjalani hari-hari selama pandemi ini.
Corona mengubah segalanya, namun tidak dengan orang-orang baik dengan kekuatannya mengajak orang-orang untuk berbuat baik. Mereka tetap berbuat baik, dengan membantu orang-orang agar tetap bisa bertahan hidup, berbagi sembako, masker, alat pelindung kesehatan dan berbagi pesan positif untuk sesama. Kekuatan dari kesatuan warga net Indonesia untuk melawan corona memang patut untuk diacungi jempol.
Udah ga kehitung berapa banyak berita positif yang pernah aku baca di media sosial selama pandemi ini, yang setidaknya bisa membuat kondisi hati lebih tenang. Walaupun lebih banyak berita yang membuat cemas diri, tapi kita punya pilihan, buat memilah info mana yang berhak kita telan, seleksi konten apa yang bisa kita nikmati dari media sosial. Atau bisa sejenak untuk tidak membuka sosial media, demi ketenangan batin untuk kita sendiri.
Corona tidak selamanya buruk, selama kita memandangnya dengan pemahaman yang baik. Tetap berada dirumah memang sangat membosankan, tapi siapa sangka dengan kita dirumah kita telah menjadi pahlawan yang turut membantu melawan corona. Agar memutus rantai penyebaran dan menjaga orang yang kita sayang.
Apalagi di momen ramadhan seperti sekarang, walaupun rasanya sangat berbeda dengan ramadhan sebelum-sebelumnya. Tapi esensi ramadhan itu sendiri gak akan bisa hilang, mau bagaimanapun keadaannya, ramadhan tetap spesial. Yang biasanya dilakukan bersama-sama di masjid atau diluar sana dan sekarang harus di rumah. Barangkali Allah ingin meningkatkan kualitas ibadah kita, yang biasanya cuma bisa semangat kalau ada teman, menjadi yang bisa semangat walaupun sendirian.
Kita bisa lebih produktif menjalankan target-target ramadhan kita tanpa terganggu kesibukan seperti di hari-hari biasanya.
Kita bisa memperbanyak doa di bulan yang mulia ini, agar pandemi ini cepat pergi, agar segera Allah angkat dari bumi
Kita bisa meluangkan banyak waktu kita untuk menambah hafalan atau mengulang hafalan
Kita bisa juga mengasah hobi atau kreatifitas di sela-sela mengerjakan tugas kuliah
Dan masih banyak lagi kegiatan positif yang bisa kita lakukan di bulan ramadhan walaupun #dirumahaja
Dengan hadirnya corona kita juga lebih bisa menghargai sebuah pertemuan, yang sebelum-sebelumnya jarang bertemu dengan keluarga, sekarang jadi lebih sering membersamai bapak-ibu dirumah. bisa lebih dekat dengan kakak atau adek.
Yang sebelumnya sering kumpul-kumpul dengan teman-teman, sekarang pertemuan itu menjadi sangat mahal.
Begitu pula bagi tenaga medis yang sangat merindukan untuk bertemu sanak saudara, pertemuan itu menjadi amat langka.
Bagi kita yang dirumah saja, mari manfaatkan sebaik-baiknya momen bersama keluarga. Sebelum nanti kembali ke tanah rantau untuk menimba ilmu, sebelum nanti akan hidup dengan pasangan masing-masing, yang mungkin akan jauh dari orangtua.
Corona mengajarkan kita untuk peduli, dengan lingkungan sekitar kita, dengan tetangga kita, jangan sampai kita hidup serba kecukupan namun tetangga kita menjerit sakit karena tak makan. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk sekitar kita, berbagi makanan, berbagi keceriaan, berbagi hal positif dan mengajak orang untuk berbuat baik.
Yang penting tetap waspada dan ikuti langkah-langkah yang udah dihimbau pemerintah, yakinlah bahwa pandemi ini akan segera berlalu. Dengan doa dan usaha untuk bersama-sama melawan corona!
sumber : google |
Oiya btw, aku mau ngucapin
Selamat menjalankan ibadah puasa hari kedua ya :)
Tetap semangat walau #dirumahaja
April 24, 2020
Memasuki Semester Tua
Memasuki semester tua
Semester yang penuh dengan hari-hari berat karena banyak sambat, semester yang membuatku beberapa kali menyambangi kedai kopi untuk sekedar menghilangkan penat serta stress yang melanda, semester yang membuatku paham bahwa 'hari hari berat harus dihadapi' maka 'akan ada hari indah yang menghampiri'. Semoga saja
Memasuki semester tua
Dimana tekanan yang berasal dari diri sendiri semakin terasa, bersebab belum bisa menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Seperti tertinggal jauh dari kawan-kawan. Mereka sudah berlari, aku masih berdiam diri. Pikiran negatif seringkali mengganggu konsentrasi dan kehidupan sosialku. Minatku pada kesibukan mulai menghilang, semakin malas untuk mengerjakan sesuatu apapun. Bahkan hobi yang dulu aku tekuni pun rasanya malas sekali untuk melakukannya lagi, rasanya hampa, kosong, tidak tau lagi harus berbuat apa.
Memasuki semester tua
Melihat keberhasilan teman-teman seperti melihat ketidakadilan. Andai dulu aku begini-andai dulu aku begitu dan menyalahkan keadaan sudah menjadi asupan sehari-hari. Aku sadar hal itu salah. Tapi, aku manusia, dan kita semua manusia. Berhak untuk menikmati rasa apapun, mau sedih, senang, tangis, bahagia berhak untuk ada di kehidupan ini. Asal jangan terus-terusan dibiarkan dan dilebih-lebihkan, secukupnya saja. Karena sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik bukan?
Memasuki semester tua
Sudah semestinya membangun rencana yang lebih matang lagi untuk kedepan, dalam hal apapun, entah karir, cinta, cita-cita, yang semuanya itu hanya diniatkan untuk dakwah. Aku yakin prosesnya tidak akan berhenti, akan panjang sekali. Karena setiap langkah yang dilalui merupakan bagian dari proses, dan kita akan terus melangkah bersama bukan?
Untuk kembali membangun kepercayaan pada diri memang tidak instan seperti menyeduh kopi goodday di pagi hari, kegagalan di masa lampau menjadi penghambat, luka masa lalu menjadi patokan pikiran buruk di masa sekarang, kenapa jadi seperti ini, kenapa tidak seperti itu. Seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi, tidak sesuai harapan yang sudah terlampau tinggi. Tidak bisa dipungkiri memang, karena ini merupakan bagian dari proses. Banyak lika liku yang tidak menyenangkan di fase memasuki umur 20 tahun ini, seperti gila aku dibuatnya. Jika diingat-ingat memang menyakitkan tapi jika diteruskan begini-begini saja mau jadi apa kedepan?
Aku yakin semua orang pasti pernah merasakan di fase terberat, bisa sama seperti yang aku rasakan, atau bahkan lebih berat atau bisa jadi bisa teratasi dengan mudah. Berbeda-beda. Aku percaya bahwa semua yang aku rasakan pasti mengandung hikmah, yang barangkali baru bisa dirasakan ketika nanti. Ketika aku sudah bisa berdamai dengan semua itu. Aku pun yakin bahwa, ujian-ujian semacam itu diberikan kepadaku karena aku kuat untuk memikulnya, aku sanggup melewatinya. Percayalah.
Seorang kawan pernah mengingatkanku untuk menikmati semua ini, mau senang, mau sedih, mau nangis, mau kecewa dengan kenyataan, nikmati, jangan dipendam tapi luapkan. Karena, cuma itu yang bisa bikin hati kita sedikit tenang. Daripada mengeluh terus menerus, lebih baik menikmatinya. Membiarkan hari-hari menyakitkan tetap berjalan agar segera berlalu. Sembari meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa bersimpuh pada Yang Maha Kuasa menjadi kunci untuk keluar dari segala kepelikan yang terjadi, karena mau bagaimanapun kekuatan yang membuat kita dapat bertahan sejauh ini berasal dariNya.
Jadii, tunggu apa lagi?
Yok semangat yok
Walaupun masa-masa memasuki semester tua penuh ujian, tapi yakinlah bahwa semua itu mengandung pelajaran
note : #CatatanMenujuKemenangan akan kembali menghiasi blog yang sepi ini~
Jumat, 24 April 2020
#CatatanMenujuKemenangan01
October 5, 2019
Kenapa Memilih Jomblo?
Oke, disini aku pengen berbicara soal kenapa sih memilih buat menjomblo? kenapa ngga nikah muda aja, kenapa ngga pacaran aja, kan ada
Jadi gini,
Perkara jomblo atau tidak jomblo karena sudah menikah atau pacaran atau punya gebetan. itu semua pilihan, orang bebas memilih jalan mana yang menurut dia baik untuk dijalani dalam kehidupan percintaannya. tapi yang pasti, dia juga harus siap akan segala resiko yang menghampirinya, yang bisajadi membuat dia semakin maju atau sebaliknya, semakin mundur lalu kehilangan arah jalan pulang.
Dulu ketika di pesantren, melihat orang pacaran adalah hal yang terkadang membuatku kaget dan bergidik ngeri. karena gak terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Tapi sekarang ketika hidup di dunia perkuliahan, hidup di sekeliling orang heterogen, yaa pemandangan seperti itu menjadi hal yang biasa, bahkan sangat biasa. Bodoamat juga sih jadinya, karena orang yang dimabuk cinta itu susah banget dibilangin. Jadi, aku cukup mendoakan semoga cepet nikah aja, kalo ngamau cepet nikah yaa paling tidak harus menjaga batasan dalam pergaulan. Jangan kelewatan.
Pernah sempat merasa hampa ketika orang yang pernah mengisi hati pergi tanpa basa-basi. Sakit memang, tapi mau bagaimana lagi. Kita tidak bisa memaksakan kehendak seseorang untuk tetap tinggal. Mau tidak mau, kita harus terbiasa tanpa kehadiran dirinya, menata kehidupan seperti dulu sebelum mengenal dirinya. Karena, setiap orang yang pernah tinggal, ketika meninggalkan pasti mengajarkan sesuatu.
Sesuatu itu adalah. 'lebih baik aku menjomblo saja' HAHAHA
Tapi serius deh, aku tidak mudah dibuat nyaman oleh seseorang dan ketika aku nyaman, berarti orang itu beda dan ketika ditinggalkan luka itu terasa amat dalam. Proses penyembuhannya cukup memakan waktu lama, karena sepertinya membalikkan kenangan itu lebih mudah daripada mebalikkan kehidupan normal seperti sedia kala. Ah aku menulis apasih wqwq
Pilihanku menjomblo bagiku adalah pilihan yang cukup baik, toh aku masih seorang 'daffa' yang biasa teman-temanku kenal. Aku bisa lebih fokus untuk memperhatikan diriku daripada aku memperhatikan orang lain. Aku bisa lebih serius untuk mengejar mimpi di masa depan tanpa adanya drama-drama percintaan yang mengganggu. Aku bisa memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Yang pasti, tidak berhenti untuk menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Mungkin dari luka, aku jadi bisa belajar untuk tidak menjatuhkan hati terlalu dalam pada seseorang. Biarlah nanti jodohku saja yang berhak menggenggam hatiku erat dan aku memeluk hatinya dengan sangat rapat.
Eaaaa..
Memasuki kepala dua memang membuatku berpikir dua kali untuk membuka hati kembali, lebih tepatnya tidak ingin mengulang sakit yang pernah didera, tidak ingin termakan oleh ekspektasi yang terlalu tinggi, tidak ingin terkhianati lagi oleh harapan-harapan yang pernah diciptakan sendiri. Lebih baik berdoa dan terus berdoa, semoga kelak dapat disandingkan dengan seseorang yang benar-benar mengerti dan taat sebagai seorang hamba.
Doakeun semoga saya dapet swami yang gans, sholeh, hafizh, wkwk dan doakeun saya kuad melewati masa kejombloan ini :')
Tapi gaiss, gapapa kalau kalian memilih untuk tidak jomblo. Lagi-lagi itu pilihan. Aku hanya berpendapat, tidak harus diterima. Boleh memiliki pandangan lain, nga masalah. Toh, kita hidup di era bebas berpendapat wkwk. Intinya, untuk saat ini. Aku nyaman untuk sendiri. Jikapun ada yang menghampiri dengan maksud mengikat dengan serius, itu beda lagi. Tunggu saja cerita selanjutnya :)
Itu bukan ngebet ya. Kan bisa aja.. takdir ngga ada yang tau
Urusan nikah aku ngga terlalu terobsesi untuk mengarah kesana, mau fokus belajar dan ngebanggain orangtua ama keluarga duls. Santai aja, enjoy your journey! Perbanyak pengalaman, sering-sering naik gunung (biar kurus haha), perluas kenalan -sapa tau tanpa sengaja, ada jodoh disana. nahloo
Maapkan tulisan gaje saya malam ini, sekian dan terima gaji
senja kopi senja kopi, sehat! :) |
August 16, 2019
Lawu, Mistis tapi Seru
Wacana awal, gue mau ndaki berempat. Dua cewe dua cowo, semacam double date gitulaa. Saat itu, gue susah banget cari temen cewe buat diajak naik gunung, selalu begini sih, asli dah susah bet. Untungnya, temen gue bersedia setelah gue ngerayu rayu ampe berbusa-busa mulut gue :) tapi H-5 keberangkatan, salah satu temen cowo gue (topik biasa gue panggil) ngebatalin karena ada nikahan temennya (temen w juga, tapi w sengaja gadateng hehe)
Tapi akhirnya gue dateng nikahan itu.
Oke baiqlaaa, namanya juga wacana. Beneran wacana kan jadinya. Gagal.
Tapi setelah itu, gue atur jadwal lagi. Kali ini jangan sampe wacana. Jangan.
Kebetulan, temen gue dari Solo mau ndaki lawu di akhir bulan. Akhir bulan gue masih UAS. Bodoamatlah, dari dulu gue ndaki juga mesti lagi ujian terus wkwk. Pada akhirnya, gue meng-iyakan untuk ikut rombongan temen gue itu, tak lupa gue mengajak ketiga temen gue. Dari mereka yang bisa ikut cuma 1 orang, topik seorang.
H-2 keberangkatan, gue mendapat whatsapp dari topik. Deg-degan gue, awas aja dia ngebatalin lagi.
"Dapp"
"Hmmm"
"Mo ngajak temen lagi bole? :)"
"Siapa?" tanya gue
"Bole dulu ngga ini?"
.....
Singkat cerita, topik ngajak 5 orang temannya yang sama sekali gak gue kenal. 3 cowo 2 cewe.
Dari jogja, kita sengaja gak motoran mengingat masih UAS dan bakal capek banget karena perjalanan itu bisa makan waktu kurang lebih 3 jam. Maka, kita putuskan buat ngereta aja. Nginep di salah satu rumah temennya temen gue yang gak gue kenal. Tapi akhirnya, kenalan. Karena kalo gak kenalan, gimana bisa nginep kan? hehe
Malam sabtu, kita nginep di rumah temennya temenku yang udah jadi temenku sekarang. Ribet amat, sebut aja mas adit. Gue agak ga enak si soalnya belum kenal banget kan, tapi yaudahlah malam itu kita bertujuh tidur dengan nyenyak. Paginya, rumah mas adit udah cukup rame karena titik kumpul emang di rumah itu. Gue masih rebahan dan belom mandi, kebangetan.
Jam 8 kita bersiap, sarapan dan packing ulang barang-barang. Gue sangat bahagia karena tas gue dituker dengan tas yang lebih kecil. Udah gitu, gada botol minumnya. Ya allah baru kali ini gue ndaki ga bawa tas berat, gue bersyukur bet punya temen segitu baiknya bawain barang-barang orang lain!
Baru kali ini juga gue sengaja pinjem barang-barang temen, sengaja pinjem kerir temen yang lebih kecil (kerir gue lagi istirahat di kamar), sekalian pinjem sarung tangan (karena sarung tangan w ilang di merbabu), ama pinjem headlamp (headlamp gue ga terlalu terang). Santai sih, temen gue baik banget soalnya minjemin cuma-cuma.
Oiya, pendakian ini bakal rame banget, sekitar 23 orang yang ikut (ada adek kecil umur 5 tahun). Ini fotonya (gausah cari gw! gabakal nemu)
udah kaya mo demo di gunung :) |
Mulai treking jam 1 siang setelah kami semua makan siang dan sholat di basecamp candi ceto. Setelah berdoa bersama, kami jalan menuju pos 1. Seperti biasa, gue di belakang. Gue pejalan santai dan menikmati perjalanan. Ngamau cepet-cepet *halah bilang aja capek sering berenti!
Wkwk
Menjelang maghrib kita sampai di pos air sebelum pos 3, lama juga ya gais :)
Istirahat sebentar, minum, ngemil, kemudian lanjut ke pos 3. Gue ambil headlamp karena udah mulai gelap. Gue lagi-lagi paling belakang, sebelum jalan salah satu temen gue (gatau namanya) kakinya keseleo. Tapi alhamdulillah bisa diatasi dan gue membantu dia berdiri buat melanjutkan perjalanan. Disaat yang sama si topik teriak dari atas sana "oee daaaaappp"
"yoo bentar" balas gue, gatau apa yang terjadi diatas sana.
Ternyata, temen gue dari jogja (suci) udah senderan di tanah, dengan mata tertutup. Gue panik dong, Ari (temen dari jogja juga) berusaha mensugesti suci biar tetep bisa diajak ngobrol. Emang si sejak dari pos 2 si suci ini kek udah capek banget mukanya. Gue dan temen-temen lain sekitar berlima ngerubungin suci, ngeluarin p3k milik Ari, ampe kasih oksigen juga. Pokoknya mah ngebantu sebisanya, si topik inisiatif buat ndiriin tenda di pos 3 yang tinggal beberapa langkah lagi. Usul itu disetujuin.
Gue dan yuda (temen dari jogja) berusaha memapah suci buat sampe ke pos 3 biar bisa istirahat. Asli dah capek cuy, kaki gue sampe kram, dua kali kram malah. Gabisa gerak. Kacau.
Sambil nunggu temen-temen cowok bangun tenda, gue diem. Pokoknya mah diem aja.
Ampe 2 tenda jadi, gue minta bantuan ke temen-temen lain buat angkat suci masuk tenda. Abis tu, gue diminta buat minuman anget-anget. Oke. Gue gercep.
"Kamu mau disini atau ikut lanjut ke gupak menjangan dap?"
Gue bingung ditanya gitu, ada 3 orang keknya yang nanya begitu ke gue.
"Baiknya gimana?"
"Ya terserah kamu"
"Hmmm"
gue berfikir bahwa, rombongan jogja ini gue yang bawa. Masa iya, gue ninggalin mereka. Tapiii, disisi lain gue pengen lanjut (walaupun ga yakin bisa cepet sampe area camp, karena gue lemah nanjak malem). Setelah topik bilang "daaap, kakimu belum baikan kan, sini aja dulu"
Oke, gue netep di pos 3 bareng rombongan gue. Bertujuh. Gue, topik, yuda, ari, suci, sulpan, dan novry.
Malamnya, karena sangat lapar. Yang cowo-cowo masak, gue ama ari disuruh tidur dulu. Suci udah tidur duluan. Gue berkali-kali memastikan dah mateng apa belom, jawabannya belom.
Baiklah. Gue sholat di dalem tenda abis itu tidur. Baru juga merem bentar si topik teriak "DAAAPPPP"
Astagaa, baru merem ini gue. Tapi laper. "Woeeey" gue menanggapi "dah mateng?"
Kata mereka "sini aja"
Gue bangunin ari, "mau makan ga ri?"
"ayo mba"
Kita di tenda sebelah, makan mie ama nasi kurang lembut dengan alas plastik kresek hitam dan putih. Jujur menderita sekali pendakian kali ini. Kita semua gada yang bawa snack atau apa gitu. Ya Rabb :')
Karena laper kita gada pilihan lain selain makan diatas kresek itu, kalo diinget kocak juga cuy. Masih laper ampe pagi wkwk
lihaaat, sungguh nikmat bukan? :) |
Oiya lupa gue, si anak 5 tahun dan bapaknya itu juga ngecamp di pos 3.
Ketika kita bersiap buat ke puncak yang cukup jauh itu. Si bapak dan anak 5 tahun ini memutuskan untuk ikut juga. Semua alat kita tinggal kecuali barang-barang penting kaya jaket, air minum, hape, kamera, dan dompet. Dikumpul di satu tas.
Setelah berdoa, kita mulai nanjak pukul setengah 7 pagi. Dari pos 3 ke pos 4 emang cukup curam jalurnya, nanjak terus tapi masih ada bonus dikit. Tiba-tiba suci berhenti dan gak kuat. Tidak memaksakan, daripada ada apa-apa nanti suci ditemani sulpan kembali ke pos 3. Yang lain, tetap lanjut untuk ke puncak. Tujuan sebenarnya sih cari makan. Karena jujur, kita laper.
Di pos 4 kita istirahat cukup lama, ngobrol ringan, lanjut jalan lagii. Kita sampe gupak menjangan sebelum pos 5 sekitar jam 9. Ngisi perut dikit di rombongan solo yang tadi malam melanjutkan perjalanan dan ngecamp disana. Karena, mereka punya cukup banyak persediaan makanan, jadi tujuan pertama untuk keatas adalah makan dikit disini. Setelah itu, lanjut lagii untuk ke puncak bareng rombongan solo.
Jaket gue tinggal (sengaja) tapi gue malah dapet apes diatas, gue kedinginan. Bener kata bang dzawin ketika kemaren gue liat vlognya. Kata dia
"pokoknya jaket jangan lupa dibawa ke puncak, harus bawa, karena kita gatau gimana kondisi nanti, bisa hujan, bisa badai, angin kenceng, intinya bawa aja"
Hmm. Gue gamau mengulangi itu lagi.
Selepas pos 5, kita disuguhi padang sabana yang memanjakan mata. Indah banget cuy masya allah. rombongan terpisah agak jauh, jadi dua rombongan. Tapi masing-masing rombongan itu ada yang bawa ht. Jadi masih bisa buat komunikasi biar kepisahnya ga terlalu jauh, jalurnya banyak bonus sedikit nanjak, yaa enaklah. Ga kerasa capek soalnya pemandangan sabana itu bener bener bikin lupa ama capek.
Santai sih gue jalannya mah. Kadang di belakang, kadang di tengah, tapi ga pernah di depan hehe :)
cantik kan gwa |
Tiba-tiba pas gue baru sampe situ, temen gue bilang "fa, fotoin"
Oke bosque
lihaaatlah gembel gembel kurang pangan ini wqwq |
Setelah mengisi tenaga, kita lanjut nanjak bukit buat ke puncak hargo dumilah. Mantap gak capek gue. Soalnya bawaan gue mah seneng-seneng aja sambil ngobrol.
Tepat pukul setengah satu siang, gue sampe di puncak hargo dumilah gunung lawu 3265 mdpl. Alhamdulillah alhamdulillah akhirnya sampe puncak juga. Si adek kecil juga sampe puncak dong, salut gue.
Angin diatas kenceng banget, gabawa jaket gue. Dingin banget. Tapi, alhamdulillahnya salah satu temen gue baik hati meminjamkan jaketnya.
Setelah puas berfoto ria, kita turun. Lagi-lagi gue ikut rombongan belakang. Gapapa. Sudah gue bilang, gue pejalan santai. Gasuka yang terburu-buru. wqwq
Sampe warung tempat tadi kita makan, kita berhenti beli nasi pecel buat sulpan dan suci. Kasian mereka ditinggal lama gada makanan :(
Ampe pos camp daerah gupak menjangan sekitar jam setengah 4 sore.
Sebelum sampe situ, gue, topik, yuda, dan novry ngetawain ari yang tiba tiba kek ayam ditepungin HAHAHA. Ngakak banget cuy asli dah. Jadi ceritanya, ari ngikutin gue turun lewat jalur yang curam, padahal ada jalur yang bersahabat buat turun wqwq, gue turun pelan. Ari dari belakang dah panik sambil teriak "mba dafffff aaaaaaakk"
BUGHH.
Dia lari doong ke bawah terus kesandung, nyium debu ampe sebadan badannya penuh debu, gue langsung cepet kebawah, yuda topik ama novry dah bantuin ari buat telentang gak tengkurap lagi. Awalnya panik, takut ari kenapa napa. Tapi abis itu kita malah ketawa ngakak banget ampe sakit perut gegara tingkah ari. habislah kau arii, dibully oleh manusia-manusia kaya kita HAHAHA.
Tapi gaes, ada hal yang lebih memalukan daripada itu.
Gue malu banget asli dah, sekarang giliran gue yang kena. Mungkin karma itu emang benar adanya. Langsung kejadian. Kualat gue gegara ngetawain ari. Pas di area camp rombongan solo, gue ditawarin buat makan sop. Oke gue ngedeketin sop di depan tenda yang lagi dipanasin itu. Gue lagi minta mangkuk ama sendok ke temen gue. Lah tiba-tiba sop sepanci guedeee itu tumpah doong. Asli gue pucet kaget banget kenapa bisa tumpah dan gue lagi di depan panci itu. Gue gak ngerasa nyenggol sama sekali, sop itu tumpah aja.
BAYANGIN, SOP SEPANCI TUMPAH TU RASA BERSALAH DAN MALUNYA TU GIMANAAA
Habislah gue dibully temen rombongan jogja, gue lalu minta maap ke salah satu mas-mas disitu. "aduh maaf mass, saya gasengaja, ga enak deh beneran"
"gapapa santai aja mbak haha"
tetep aja sesantai-santainya gue tetep ngerasa ga enak.
Pas sampe di pos 3 buat packing. Apa yang terjadi?
HABIS GUE DIBULLY SULPAN, YUDA, TOPIK AMA NOVRY.
Gue ama ari terus terusan dibully bahkan sampe beberapa hari kedepan
Tapi ngakak siiihh hahaha, namanya juga momen langka.
"Biar jalannya cepet dap, gak kayak pinguin gitu" asem pan -_-
Yaudah kan malah enak wkwkwk.
Dan kalian the real friends guys, baik bangett terharuu :"
Oiya, ini kita bertujuh. Baru kenal, tapi udah saling sayang ehe
|
August 13, 2019
Tentang Mendaki Gunung
loc : basecamp gunung kembang via blembem |
May 22, 2019
Saring Sebelum Sharing
bonus poto masque (lawu, 2015) soalnya aq blm perna poto pake bendera merah putih ehe :) |
May 20, 2019
Udah Ngapain Aja?
Jadi, gimana bulan ramadhan kali ini? ngerasa lebih baik dari ramadhan tahun lalu atau sebaliknya, tambah buruk? Udah setengahnya kita lewati, udah dapet apa aja? udah khatam belom tilawahnya? ngajinya tambah kenceng atau makin mengendur? target muroja'ah apa kabar? baik baik aja atau lagi sakit?
Barangkali itulah yang setiap hari jadi pikiran gue, rasa-rasanya kacau gitu. Hati gue selalu bilang
'pokoknya hari ini ngaji 5 juz'
'apa susahnya sih duduk bentar dua setengah jam buat ngaji 5 juz'
'apa susahnya sih ngaji sejuz abis sholat lima waktu'
'yaudahlah kalo gak 5 juz, sedikit sedikitnya 3 juz atau 2 juz wes'
'gosah pegang hape sering-sering lah, gada yang chat juga' :(
Tapi, raga gue bekerja tidak sesuai dengan apa yang hati gue bilang --"
yang ada, raga gue bekerja sesuai pikiran gue
'ah ngaji 2 juz udah cukup ah, mau nugas nih'
'ntaran aja deh ngajinya, ngantuk'
atau abis tarawih, hati udah mantap buat ngaji
tapi lagi-lagi, ia kalah
yang ada malah
'laper, cari jajan dulu ah'
'hmm ada rapat, yaudahlah gajadi lanjut ngaji'
'wah tugas numpuk, nugas dulu ah'
atau kadang kalo lagi nunggu dosen masuk kelas, pengen gitu bisa buka qur'an
tapi lagi-lagi, ia kalah
yang ada malah
'diajak ngobrol nih, ga enak masa tiba-tiba buka qur'an'
'aduh kalo ngaji, pasti dikira sok alim nih'
Astaghfirullah miris ya ngaca diri sendiri tuh :'(
setan terbelenggu, tapi nyatanya susah untuk keluar dari hawa nafsu
Sisa setengah bulan lagi di bulan berberkah ini, mau ngapain aja? setelah dua pekan terlewati berasa belum ngapa-ngapain, mari merapat. Kita kencangkan lagi tekad kita, pastikan jangan sampai mengendur. Ada banyak hal yang bernilai kebaikan yang bisa kita lakukan dan banyak cara untuk melakukannya, sedekah, infaq, sholat sunnah, ngaji, ngajar ngaji, nolong orang, traktir makan temen, dan masih banyak lagi. Pokoknya maksimalin apa yang bisa kita lakukan di bulan penuh berkah ini. Jangan mager (kaya gue hehe)
Yok bismillah, semoga ramadhan kali ini menjadi berkah untuk kita semua. Puasa jangan jadi alasan buat males-malesan, jangan jadi alasan buat tidur-tiduran teros di kasur. Pokoknya mah jangan sampe nyesel di akhir nanti kalo ramadhan ini ga dapet apa-apa.
Semangat ya, kamu!
*tulisan ini sebenernya khusus untuk pengingat pribadi, tapi gada salahnya kan untuk membagikannya juga pada kalian :)
bonus poto : mt sumbing dari mt kembang abis lebaran gass lah yok :)) |