April 24, 2020

Memasuki Semester Tua


Memasuki semester tua
Semester yang penuh dengan hari-hari berat karena banyak sambat, semester yang membuatku beberapa kali  menyambangi kedai  kopi untuk sekedar menghilangkan penat serta stress yang melanda, semester yang membuatku paham bahwa 'hari hari berat harus dihadapi' maka 'akan ada hari indah yang menghampiri'. Semoga saja

Memasuki semester tua
Dimana tekanan yang berasal dari diri sendiri semakin terasa, bersebab belum bisa menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Seperti tertinggal jauh dari kawan-kawan. Mereka sudah berlari, aku masih berdiam diri. Pikiran negatif seringkali mengganggu konsentrasi dan kehidupan sosialku. Minatku pada kesibukan mulai menghilang, semakin malas untuk mengerjakan sesuatu apapun. Bahkan hobi yang dulu aku tekuni pun rasanya malas sekali untuk melakukannya lagi, rasanya hampa, kosong, tidak tau lagi harus berbuat apa.

Memasuki semester tua
Melihat keberhasilan teman-teman seperti melihat ketidakadilan. Andai dulu aku begini-andai dulu aku begitu dan menyalahkan keadaan sudah menjadi asupan sehari-hari. Aku sadar hal itu salah. Tapi, aku manusia, dan kita semua manusia. Berhak untuk menikmati rasa apapun, mau sedih, senang, tangis, bahagia berhak untuk ada di kehidupan ini. Asal jangan terus-terusan dibiarkan dan dilebih-lebihkan, secukupnya saja. Karena sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik bukan?

Memasuki semester tua
Sudah semestinya membangun rencana yang lebih matang lagi untuk kedepan, dalam hal apapun, entah karir, cinta, cita-cita, yang semuanya itu hanya diniatkan untuk dakwah. Aku yakin prosesnya tidak akan berhenti, akan panjang sekali. Karena setiap langkah yang dilalui merupakan bagian dari proses, dan kita akan terus melangkah bersama bukan?

Untuk kembali membangun kepercayaan pada diri memang tidak instan seperti menyeduh kopi goodday di pagi hari, kegagalan di masa lampau menjadi penghambat, luka masa lalu menjadi patokan pikiran buruk di masa sekarang, kenapa jadi seperti ini, kenapa tidak seperti itu. Seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi, tidak sesuai harapan yang sudah terlampau tinggi. Tidak bisa dipungkiri memang, karena ini merupakan bagian dari proses. Banyak lika liku yang tidak menyenangkan di fase memasuki umur 20 tahun ini, seperti gila aku dibuatnya. Jika diingat-ingat memang menyakitkan tapi jika diteruskan begini-begini saja mau jadi apa kedepan?

Aku yakin semua orang pasti pernah merasakan di fase terberat, bisa sama seperti yang aku rasakan, atau bahkan lebih berat atau bisa jadi bisa teratasi dengan mudah. Berbeda-beda. Aku percaya bahwa semua yang aku rasakan pasti mengandung hikmah, yang barangkali baru bisa dirasakan ketika nanti. Ketika aku sudah bisa berdamai dengan semua itu. Aku pun yakin bahwa, ujian-ujian semacam itu diberikan kepadaku karena aku kuat untuk memikulnya, aku sanggup melewatinya. Percayalah.

Seorang kawan pernah mengingatkanku untuk menikmati semua ini, mau senang, mau sedih, mau nangis, mau kecewa dengan kenyataan, nikmati, jangan dipendam tapi luapkan. Karena, cuma itu yang bisa bikin hati kita sedikit tenang. Daripada mengeluh terus menerus, lebih baik menikmatinya. Membiarkan hari-hari menyakitkan tetap berjalan agar segera berlalu. Sembari meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa bersimpuh pada Yang Maha Kuasa menjadi kunci untuk keluar dari segala kepelikan yang terjadi, karena mau bagaimanapun kekuatan yang membuat kita dapat bertahan sejauh ini berasal dariNya.

Jadii, tunggu apa lagi?
Yok semangat yok
Walaupun masa-masa memasuki semester tua penuh ujian, tapi yakinlah bahwa semua itu mengandung pelajaran


note : #CatatanMenujuKemenangan akan kembali menghiasi blog yang sepi ini~

Kebumen, 2 Ramadhan 1441 H
Jumat, 24 April 2020
#CatatanMenujuKemenangan01


0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © . Daffa's Journal - Posts · Comments
Daffa Najati -Mahasiswi Ilmu Komunikasi ·